Strategi tersebut yakni dengan pembukaan dam yag dilaksanakan tidak sesuai jadwal yang ditentukan.
“Flushing kita lakukan tidak sesuai jadwal yang ditentukan, agar yang datang tidak banyak,” terang Misaji di lokasi pintu air kecamatan Sobontoro.
Meski begitu, menurut Misaji warga yang datang kali ini telah mengalami penurunan sebanyak 50% dibanding sebelum pandemi Covid-19.
“Ini sudah cukup banyak berkurang, sekitar 50 persen,” ujar Misaji.
Dijelaskan pula bahwa flushing ini dilakukan tiap tahun dengan tujuan sebagai perawatan infrastruktur dan mengurangi sedimen lumpur di dasar bendungan.
Tak hanya itu, pengurasan juga dilakukan guna mengeringkan lahan sawah menjelang musim panen padi.
“Flushing kami laksanakan rutin setahun sekali, untuk poerawatan infrastruktur aliran sungai,” ujar Misaji.
Sementara itu dilansir dari TribunJatim.com, Kabupaten Tulungagung sendiri diketahui kini masuk zona oranye dari zona merah dalam peta sebaran Covid-19.
Akan tetapi, wilayah Kabupaten Tulungagung masih masuk dalam PPKM Level 3.
Daerah di Jawa Timur yang masuk dalam level 3 antara lain, Kabupaten Tulungagung, Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Ngawi, Madiun, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Jombang, Bondowoso, Banyuwangi, Probolinggo, Nganjuk. Mojokerto, Malang, Lamongan, Jember, Gresik, Bojonegoro, Bangkalan.