"Pelaku sebenarnya sudah beristri dan memiliki anak namun mereka tak dibawa ke Semarang," bebernya.
Ia menyebut, kejadian tersebut diduga dilakukan oleh pelaku sejak bulan Oktober 2020.
Korban curiga dengan tudung saji makanan milik korban yang selalu berubah posisi.
Tak hanya itu, makanan berubah bentuk berupa bekas diaduk serta warnanya berbeda.
Lantaran penasaran, korban berinisiatif untuk merekam kejadian di sekitar ruangan tersebut menggunakan Ipad yang disembunyikan.
Selepas di video, korban syok lantaran tampak jelas di dalam video, ketika korban sedang mandi, pelaku lalu mendekati ventilasi jendela kamar mandi korban.
Pelaku kemudian melakukan masturbasi dan mencampurkan spermanya ke makanan korban.
"Padahal makanan itu dimakan korban dan suaminya. Dugaan aksi pelaku sudah lama. Bayangkan korban dan suaminya memakan makanan campuran sperma dalam waktu cukup lama," tuturnya.
Setelah mengetahui kebenaran tersebut, korban mengalami trauma berat, gangguan makan, gangguan tidur dan gangguan emosi.
Sejak bulan Desember 2020 sampai hari ini korban harus minum obat anti depresan yang diresepkan psikiatri.
Korban juga harus melakukan pemeriksaan dan mengkonsumsi obat anti depresan selama minimal beberapa bulan ke depan.