"Perlu saya luruskan di sini, saya menyelenggarakan les untuk masuk CPNS. Memang saya terima uang dari situ senilai Rp 25 juta per orang. Dengan nilai Rp 25 juta itu, untuk pengajar, sewa tempat, dan lain-lain," imbuhnya.
Tahu akan dalih dari Oi, para korban kian murka.
Salah satu korban yang tampak murka yakni Jadid yang mengaku jadi korban penipuan Oi.
"Saya ditipu sama Oi katanya 1000 persen pasti masuk, saya ada video call sama Olivia jam 12 malam. Korbannya saya," ungkap Jadid, seperti dilansir Grid.ID dari tayangan YouTube Intens Investigasi, pada Minggu (3/10/2021).
Ia mengaku pernah diajak Olivia ke Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKD) Bekasi untuk keperluan pengurusan PNS tersebut.
"Saya juga hadir di BKD Bekasi disuruh Oi, 5x hadir saya. Menemani Oi di BKD Bekasi untuk mengecek nama di BKD Bekasi. Sampai sana katanya orangnya tidak ada," tuturnya lagi.
Ia mengaku telah rugi Rp 40 juta untuk dijanjikan lolos PNS di Dinas diskominfotik DKI Jakarta.
"Saya keluar duit Rp 40 juta transfer ke Rafly. Saya di dinas diskominfotik DKI Jakarta," terang Jadid lagi.
Jadi juga mengatakan telah ikut video pelantikan dengan Anis Baswedan via Zoom.
"Dia udah canggih, merekap apa gimana. Tidak ada satu pun peserta CPNS Prestasi ini yang hadir. Yang ada hanya yang lulus CPNS 100 persen," tuturnya.
"Mbak Oi minta tolong balikin duit peserta. Kita selesaikan secara kekeluargaan," pungkasnya.
Bak ikut luapkan kekesalan, kuasa hukum para korban, Odie Hodianto membongkar kedok putri Nia Daniaty.
"Kami sebagai tim kuasa hukum menilai bahwa dia (Olivia) sudah naik kelas nih yang tadinya maling jadi rampok," ungkap Odie Hodianto.
Ia pun menyarankan agar Oi segera mengambil itikad baik dan berdamai.
"Mestinya dia ngakuin saja bahwa para korban di ajak jadi CPNS. Jangan berdalih dia punya kursus CPNS. Logikanya, masa kita ikut bimbel tapi SKnya dibuat sama bimbel itu," pungkasnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Grid.id |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar