Beberapa suami mereka dua atau tiga kali lipat lebih tua dari mereka.
Dan tentu saja anak-anak perempuannya tak memiliki pilihan lain.
Perlakuan tersebut akan berlaku seumur hidup mereka.
Sebelum serangan 11 September tersebut, Osama memimpin keluarganya ke pegunungan di Sudan dan memaksa mereka tidur di bebatuan tanpa akses makanan atau minuman.
Ia memberi tahu mereka bahwa perang akan datang dan mereka haus bersiap atas skenario terburuk.
Bahkan satu hari sebelum serangan tersebut, Osama menginstruksikan istri-istri dan anak-anaknya untuk melakukan perjalanan ke Najm al-Jihad, sebuah kamp militer dekat kota Jalalabad, Afganistan.
Para perempuan-perempuan itu mencoba untuk bertahan di kamp tersebut setelah mengetahui serangan tersebut.
Walau mereka selalu bersama Osama, mereka tidak tahu apa-apa tentang serangan 11 September tersebut.
Memang beberapa kali para istrinya mendengar sesuatu yang disebut "Operasi Pesawat," tapi Osama melarang mereka untuk berbicara ke siapa pun tentang misi rahasia tersebut.
Istri keenam dan termudanya, Amal, berada di sisi Osama di malam ia terbunuh.