Seperti telah terbukti kekuasaan yang dimanfaatkan Adolf Hitler untuk membinasakan jutaan warga Yahudi di kamp-kamp konsentrasi dengan menggunakan teknologi pembinasa manusia yang paling efektif sekaligus efisien.
Naga-naganya di masa kanak-kanak Adolf Hitler tidak memperoleh pendidikan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sehingga insan kelahiran 20 April 1889 di Braunau am Inn, Austria ini tumbuh kembang menjadi insan supra kejam terhadap sesama manusia.
Untuk dapat menghayati makna adiluhur Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, manusia membutuhkan pendidikan Kesatwaaan yang Adil dan Beradab.
Mereka yang tidak tega menyengsarakan satwa sudah dapat diyakini pasti lebih tidak tega menyengsarakan sesama manusia.
Sebaliknya mereka yang tega menyengsarakan satwa malah lebih tega menyengsarakan sesama manusia.
Maka tidaklah keliru apabila sejak masa kanak-kanak setiap insan manusia pendidikan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilengkapi dengan pendidikan Kesatwaan yang Adil dan Beradab.
Insya Allah, Indonesia tidak menjadi juara dunia penyiksa satwa.(*)