Gridhot.ID - Aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua semakin menjadi-jadi.
Baru-baru ini dilansir dari Surya.co.id, aksi penembakan disertai pembakaran kembali dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (29/10/2021), sekitar pukul 15.38 WIT.
Kali ini satu unit mobil tangki, ambulans dan bangunan yang ada di Bandara Bilogai, Intan Jaya, dilaporkan turut dibakar KKB.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, mengatakan rentetan teror dari KKB Papua berawal saat kelompok itu menembaki Polsek Sugapa.
Kasus ini pun ditanggapi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Mahfud MD membeberkan tujuan terselubung aksi teror KKB Papua di Intan Jaya.
Seperti diketahui, situasi Kabupaten Intan Jaya, Papua, kembali memanas karena aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Mahfud MD menilai, KKB Papua sengaja memanfaatkan momentum kehadiran Presiden Joko Widodo di KTT G20.
Hal itu disampaikan Mahfud terkait terjadinya kontak tembak antara KKB Papua dan TNI-Polri di Intan Jaya, Papua, dalam sepekan terakhir.
"Kesan kami OPM itu selalu mengambil momentum untuk menarik perhatian luar negeri.
Saat ini Presiden sedang di luar negeri dan bertemu dengan tokoh-tokoh G20, OPM memanfaatkan momentum itu," ujar Mahfud kepada wartawan, Senin (1/11/2021).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Mahfud: OPM Sengaja Manfaatkan Momen Kehadiran Presiden di KTT G20'.
Padahal, Mahfud mengungkapkan, permasalahan yang terjadi di Papua tidak pernah diagendakan oleh lembaga-lembaga internasional yang resmi.
Menurutnya, dunia internasional melihat permasalahan di Papua tak ubahnya dengan daerah-daerah lain, misalnya masalah penyelamatan lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat.
"Bukan soal disintegrasi," tegas dia.
Selama kontak tembak terjadi belakangan ini, Mahfud mengaku terus memantau perkembangan situasi dengan merujuk laporan Polri, TNI, BIN, termasuk seruan Keuskupan Timika, Papua.
Di samping itu, Mahfud meminta aparat Polri-TNI melakukan tindakan terukur agar tidak terjadi korban di pihak masyarakat sipil.
"Sebenarnya, seperti masyarakat tahu, Polri dan TNI sudah sangat berhati-hati melindungi warga sipil.
Tapi seperti Anda tahu, OPM itu selalu menyerang dari belakang dan menjadikan warga sipil sebagai tameng dan korban," ungkap dia.(*)