GridHot.ID - Kecelakaan yang menewasakan Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah, masih menjadi sorotan hingga kini.
Kecelakaan tersebut terjadi di Tol Jombang-Mojokerto pada Kamis (4/11/2021).
Melansir Kompas.com, berdasarkan kronologi yang diungkap Ditlantas Polda Jatim, kecelakaan mobil yang ditumpangi Vanessa dan keluarganya terjadi di KM 672+300 Jalur A ruas Tol Jombang arah Mojokerto pukul 12.34 WIB.
Kendaraan Pajero berwarna putih nopol B 1246 BJU tersebut melaju dari arah Jakarta.
Di titi kejadian, mobil menabrak beton pembatas kiri ruas tol. Kendaraan lalu terpelanting dan berputar lalu berhenti di lajur cepat.
Tiga penumpang mobil mengalami luka dalam kecelakaan tersebut yakni baby sitter, sopir, dan anak Vanessa Angel.
Sementara Vanessa Angel dan suaminya meninggal di lokasi kejadian.
Melansir Tribunjbar.id, pembalap mobil Rio Haryanto turut berduka atas meninggalnya Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah.
"Saya berduka atas kepergian Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah. Peristiwa yang sangat menyakitkan bagi keluarga. Apalagi pasangan ini meninggalkan anak yang masih kecil," kata Rio melalui postingan Instagram, Minggu (7/11/2021).
"Kecelakaan lalu lintas terus terjadi dan terus terjadi karena sebuah kecelakaan tidak selalu jadi pelajaran atau peringatan bagi pengendara lainnya," sambungnya.
Terkait peristiwa yang menimpa Vanessa Angel, ia pun memberikan tips agar selamat berkendara, terutama cara aman berkendara di jalan tol dan berjarak jauh.
"Kita harus mengetahui kondisi kendaraan yang akan digunakan. Misalnya, kita memastikan seluruh fungsi keamanan mobil dalam kondisi baik. Contohnya, mesin, rem, dan ban," kata Rio Haryanto.
Kemudian, ia juga menegaskan, semua orang di dalam mobil harus mengenakan sabuk pengaman untuk meminimalisir risiko terberat jika terjadi kecelakaan.
"Kedua, setelah kita berada di dalam mobil segera gunakan safety belt. Bukan hanya untuk pengemudi, tetapi untuk seluruh penumpang karena begitu terjadi kecelakaan seluruh isi kabin dan penumpangnya akan terpental hebat. Bisa dibayangkan tubuh akan terlontar dari kursi mungkin membentur atap, kaca, jendela, dan sebagainya," ujarnya.
"Berbeda apabila tubuh diikat oleh sabuk keselamatan, tubuH tetap pada posisinya dan tidak berlindah atau terpental-pental. Ini tidak menghilangkan risiko terburuk, tetapi setidaknya mengurasi risiko terburuk apabila hal itu harus terjadi," kata Rio menambahkan.
Selain itu, pengendara disarankan jeli terhadap permukaan jalan yang dilalui karena setiap jalan tol berbeda-beda.
"Pengemudi harus peka terhadap jalan yang dilalui. Permukaan jalan di Indonesia termasuk di jalan tol berbeda-beda. Pengemudi harus peka seperti apa permukaan jalan yang dilalui," katanya.
Menurut Rio, pengemudi harus mengurangi kecepatan jika melalui permukaan jalan bergelombang.
Kemudian, diperlukan juga mengurangi kecepatan saat berada di area jalan tol yang sangat terbuka, seperti jalan tol arah Jakarta-Bandung.
"Ketika ada jalan bergelombang segera kurangi kecepatan. Beberapa jalan tol juga ada yang memiliki kontur menurun dan terbuka lebar, di sekeliling jalan jauh dari pohon dan beton pemisah. Misalnya jalan tol dari Jakarta menuju Bandung. Area jalan seperti ini memungkinkan angin mempengaruhi laju kendaraan, kendaraan yang melaju di area seperti ini berpotensi melayang karena dipengaruhi oleh gravitasi yang berkurang, segera kurangi kecepatan," katanya.
Kemudian, ia juga mengingatkan hal penting yang kerap diabaikan orang saat berkendara, yaitu memainkan ponsel.
"Banyak bermain handphone saat mengemudi. Entah melihat peta atau upload di sosial media. Jauhkan handphone, apabila memerlukan petunjuk biarkan orang yang duduk di sebelah pengemudi yang membantu membantu melihat peta di handphone," katanya.
Ia mengatakan, satu detik saja tidak berkonsentrasi terhadap kemudi, maka sangat berpotensi terjadi kecelakaan.
"Menurut survey, meleng 1 detik saja potensi kecelakaan sudah menanti di depan mata. Bisa dibayangkan apabila kendaraan melaju dalam kecepatan 100 km/jam, kita meleng 1 detik. Itu sama dengan kita membiarkan mobil melaju sejauh 27 meter, tanpa kita melihat ke depan. Kalau kita meleng 2 detik, 3 detik, akan sangat bahaya sekali," ujar Rio Haryanto.
Setelah itu, ia juga menegaskan agar para pengendara mematuhi aturan batas kecepatan di jalan tol.
Ia mengaku, jika mobil dikemudikan dalam kecepatan sangat tinggi akan menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan ketika melintasi jalan berlubang.
"Patuhi speed limit. Di jalan tol, kecematan maksimum yang wajib dipatuhi adalah 60 km/jam, 80 km/jam, atau tercepat 100 km/jam. Faktanya, saya sering melihat mobil dipacu dengan kecepatan yang berlebihan sampai 120 km/jam hingga 160 km/jam,"
"Pada kecepatan seperti itu ada undakan atau jalan berlubang, akan berakibat mobil melambung dan sulit untuk dikendalikan," katanya.
Menurut Rio, saat mengemudikan mobil sesuai batas kecepatannya, maka kendaraan masih bisa menghindar dari potensi kecelakaan.
"Patuhilah kecepatan yang dianjurkan agar kita masih punya jarak yang cukup untuk mengerem dan menghindar dari kendaraan lain atau hal lain yang berpotensi membuat celaka. Speed limit harus dipatuhi, apalagi kalau kita bepergian bersama keluarga, mobil dalam posisi terisi penuh, beban mobil yang berat mempengaruhi daya dorong sehingga pengereman menjadi lebih lambat dibanding mobil dengan kondisi sedikit penumpang, kerja rem menjadi lebih berat," katanya.
Terakhir, Rio juga menekankan, agar pengemudi benar-benar dalam keadaan fit dan tidur cukup saat akan berkendara.
"Persiapkan diri dengan baik sebelum bepergian. Pastikan pengemudi dalam kondisi sehat, badan fit, tidur cukup, dan tidak lelah," katanya.
(*)