"Kendati saya baru mengenal Lafaek ketika bertugas di daerah Viqueque bersama Batalyon 514/Kostrad, nama beken dan sepak terjangnya telah saya dengar sejak saya menjadi Wadanyon 744 di Dili. Karena itu, ketika pertama kali saya bertemu Lafaek di rumahnya, kami langsung akrab. Cukup lama kami ngobrol dan bertukar pengalaman. Kemudian saya dibawa dan diperkenalkan kepada kakak sulungnya, Antonio Pinto, ahli waris Kerajaan Balarwain-Viqueque, yang tidak terlalu jauh dari rumah Lafaek."
Kiki segera mengajak Lafaek bersama Kompi Makikit untuk bergabung membantu Batalyon 514 yang kala itu beroperasi di daerah Pegunungan Bibiliu, yang masih termasuk wilayah Viqueque.
Lafaek menerima ajakan ini dengan gembira karena selain hal itu menjadi bagian dari tugasnya, juga karena ia memiliki jiwa petualang.
Kiki mencatat Lafaek ternyata tidak menuruti semua ajakan Komandan Satuan TNI, sehingga ia merasa jika Lafaek senang dan cocok dengan dirinya.
Sebuah peristiwa mencengangkan terjadi ketika pasukan Kiki bersama Kompi Makikit menyisir lereng selatan Bibiliu mencari Lere Anan Timor, yaitu peristiwa perampokan sadis terhadap rumah adat di pinggir kampung Dilor dan 2 anggota hansip terbunuh.
Perampokan itu mencatat perampok menjarah dan mengambil beberapa barang yang ada di rumah adat, antara lain kain Tais (kain tenun khas Timor), tombak, parang, dan barang-barang lainnya.
500 meter dari rumah adat itu ditempatkan tim Yonif 725 yang bertugas sebagai satuan pengamanan permukiman, dan sayangnya mereka tidak bertindak apapun ketika terjadi perampokan, membuat mereka dicurigai masyarakat Dilor sebagai pelaku perampokan tersebut.
Isu perampokan dan pembunuhan ini segera menyebar ke seluruh kampung bahkan melebar ke desa tetangga yaitu Desa Luca yang letaknya tidak jauh dari Dilor.
Masyarakat disebut-sebut marah dan mengancam akan bergerak ke hutan, bergabung dengan Fretilin, menyebabkan komandan koramil serta Camat Dilor kewalahan menghadapi reaksi keras masyarakat, terutama ancaman mereka bergabung dengan Fretilin.
Source | : | Kompas.com,Intisari Online |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar