Tambahan lagi lebih dari 60% dari buruh Indonesia membuat penghasilan dari sektor informal di mana sebagian besar UMKM beroperasi.
Di Malaysia, kebanyakan pebisnis juga termasuk UMKM tetapi dengan satu perbedaan: sektor informal Malaysia secara signifikan lebih kecil hanya sebesar 9% saja menurut angka tahun 2019.
Vietnam, salah satu raksasa ekonomi Asia Tenggara, juga memiliki presentase UMKM yang besar, tapi sektor informalnya hanya sebesar 15 - 27 persen, lebih rendah dari Indonesia.
Angka sektor informal Indonesia ini menjadi yang paling besar di antara negara-negara G20.
India dulunya memiliki ekonomi informal yang besar, sebesar 93% tahun 2014, tapi angka ini turun kurang dari seperlima ekonomi negara tersebut.
Ada pandangan bahwa ekonomi informal Indonesia yang besar membuat Indonesia tahan banting terhadap krisis global.
Namun sektor informal punya kekurangannya.
Pertama, pebisnis informal tidak dianggap dekat dengan bank dan mudah meminjam dari bank, serta biasanya kurang bisa menerima bantuan pemerintah.
Laporan tahun 2016 oleh International Finance Corporation yang meneliti UMKM milik para wanita di Indonesia mencatat hanya 24% dari UMKM Indonesia menerima jasa bantuan pemerintah, dan lebih banyak dari separuh pebisnis disurvei memilih untuk tetap berada di sektor informal.