Kesedihan abadi
Setelah Nike meninggal, lagu-lagunya membahana di seluruh penjuru ibu kota selama dua hari seperti diberitakan Harian Kompas, 23 Maret 1995.
Meninggalnya Nike di usia yang masih muda telah disebut-sebut mewakili kesedihan abadi.
Para pedagang kaki lima di Tanah Abang, Jakarta Pusat salah satunya.
Mereka memperdengarkan lagu penyanyi slow rock itu sekeras-kerasnya di tengah lalu lalang manusia yang berjubel.
Tapi di beberapa toko di Jakarta album-album Nike justru mulai langka, karena kasetnya laku keras.
Sementara itu, lagu "Sebuah Lagu Buat Nike" ciptaan Deddy Dores ludes dalam waktu 2 minggu.
Selalu dikenang
Harian Kompas, 9 April 1995, memberitakan sebanyak 150.000 kaset berisi lagu mengenang Nike tersebut laku terjual.
Sebagian hasil penjualan kaset itu diberikan kepada keluarga Nike.
Tak hanya itu, Deddy Dores juga meneruskan sumbangan tiap bulan bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) Wawasan Nusantara.
SLB itu selama ini hanya menerima sumbangan dari Nike.
Setelah meninggalnya Nike, SLB itu ganti nama menjadi SLB Nike Ardilla.(*)
Komentar