1. Semua kolesterol jahat
Kolesterol adalah komponen penting dari membran sel. Selain peran strukturalnya dalam membran, senyawa ini juga penting dalam produksi hormon steroid, vitamin D, serta asam empedu.
"Kolesterol itu tidak jahat. Ini adalah pandangan awam yang disalahgunakan dalam gaya hidup modern kita saat ini," ujar ahli jantung di MemorialCare Heart & Vascular Institute di Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, Dr Robert Greenfield.
Kolesterol LDL atau Low-density lipoprotein dikenal sebagai "kolesterol jahat", karena kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam aliran darah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Sedangkan High-density lipoprotein (HDL) disebut sebagai kolesterol baik, karena mengangkut kolesterol kembali ke hati. Kemudian, kolesterol dikeluarkan dari tubuh, sehingga mengurangi risiko kardiovaskular.
2. Tubuh yang kurus bebas dari kolesterol tinggi
Greenfield menegaskan, meskipun Anda memiliki tubuh yang kurus atau ideal sekalipun, bisa mengalami kolesetrol tinggi.
"Keseimbangan kolesterol memang merupakan fungsi dari apa yang kita makan, tetapi genetika kita juga (berpengaruh).
Misalnya, seseorang dapat dilahirkan dengan kecenderungan genetik untuk tidak memproses kolesterol secara efisien," katanya.
Ahli jantung dari K Health Dr Edo Paz mengungkapkan, meskipun seseorang memiliki berat badan yang sehat, kolesterol dalam tubuh bisa menjadi tidak terkontrol.
Faktor lain yang memengaruhi kadar kolesterol adalah makanan, jarang berolahraga, kebiasaan merokok, dan minum minuman beralkohol.