Saat ini Erix Soekamti dan jajarannya tengah membuka pendaftaran.
“Jogja Gelut Day itu kami sepakati digelar di bulan Juni, ditarik mundur Mei sudah mulai sosialisasi. Itu dibuka juga training camp, sosialisasi ke sekolah-sekolah,” ungkap Erix.
“Nah di situ kami menantang semuanya yang memang ingin sekali membuktikan kejagoannya di tempat ini. Kami bikin event ini empat bulan sekali, dan itu event gede,” tambahnya.
Meski telah memberikan respons tindakan terhadap maraknya fenomena klitih, Erix juga berharap agar pemerintah turun tangan langsung untuk meredam fenomena tersebut.
Pasalnya, fenomena klitih bisa mencoreng citra Yogyakarta.
“Kalau ini diteruskan dan tidak ada ketegasan dari pemerintah, ya saya rasa akan mengganggu reputasi Yogyakarta yang katanya terbuat dari kerinduan kan. Angkringan dan romantisme, kenyamanan dan lain-lain akan hilang, trust-nya akan hilang,” ungkap Erix.
(*)