Pada hari Rabu tersebut, sang ayah yang bangun untuk sahur tiba-tiba pingsan.
"Pada 6 April, ayah bangun pukul 5 pagi untuk sahur. Saat itu dia pergi ke toilet dan tiba-tiba pingsan. Tak berselang lama ayah sadar sendiri namun pingsan lagi," ujar pemuda berusia 22 tahun ini.
Setelah sadar sang ayah juga muntah dan langsung dibawa ke klinik.
"Setelah itu ayah muntah-muntah di kamar mandi. Ibu saya kemudian mengirim pesan ke grup WhatsApp untuk mengabarkan kondisi ayah. Ayah juga terpaksa berdiri karena kesulitan bernapas dalam posisi duduk," lanjutnya.
Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi jantung sang ayah ternyata sudah kritis.
"Saat dibawa ke klinik, ayah disarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Dokter mengatakan kalau jantung ayah sudah kritis, tetapi masih bisa bertahan.
Kalau kondisinya sudah stabil, ayah akan dibawa ke Institut Jantung Negara (IJN)," papar Danie, seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari mStar.
Sang ayah juga diberi bantuan bernapasan dikarenakan kondisinya masih belum stabil.
Tak berselang lama, pukul 8.42 waktu setempat, sang ayah telah tiada.
"Karena keadaan ayah belum stabil jadi diberi bantuan pernapasan (CPR) beberapa kali. Pada 7 April pukul 3 pagi, ayah dipindahkan ke ICU.
Namun pukul 8.42 pagi, kami mendapat informasi kalau ayah sudah tiada," pilu Danie.