Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Siapa Sangka, Tongkat Komando Presiden Soekarno Pernah Jadi Sumber Masalah Salah Satu Kasus Pembunuhan Paling Mengerikan di Malaysia, Senyum Pelaku Terus Melebar Sampai Dihukum Gantung

Angriawan Cahyo Pawenang - Rabu, 20 April 2022 | 05:42
Kasus pembunuhan paling mengerikan di Malaysia ini diduga bermula dari tongkat sakti Soekarno.
Arsip pemerintah RI dan ambboi.com

Kasus pembunuhan paling mengerikan di Malaysia ini diduga bermula dari tongkat sakti Soekarno.

Gridhot.ID - Presiden Soekarno memang jadi salah satu tokoh dengan karisma luar biasa.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, berstatus presiden pertama Indonesia, nama Soekarno masih terus digaungkan hingga sekarang.

Salah satu hal nyentrik dari Soekarno adalah tongkatnya yang selalu dibawa setiap waktu.

Namun siapa sangkat, tongkat yang disebut-sebut sebagai jimat tersebut pernah menjadi masalah besar di Malaysia.

Dikutip Gridhot dari Intisari, pagi itu, pertengahan tahun 1993, seorang politikus dari partai Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu atau dikenal dengan United Malays National Organization (UMNO) tak menghadiri rapat yang sudah diagendakan.

Tak seperti wakil rakyat pada umumnya yang memang terbiasa tak menghadiri rapat, politisi bernama Mazlan Idris tersebut terkenal sangat rajin.

Namun, beberapa hari menjelang rapat, ayah dari dua anak tersebut tiba-tiba absen tanpa kabar selama berhari-hari.

Rekannya, khususnya Datuk Zuki Kamaludin pun yakin bahwa Mazlan telah menjadi korban penculikan hingga akhirnya membuat laporan pada 3 Juli 1993.

Dalam penyelidikan polisi, terungkap bahwa Mazlan berulang kali mendatangi rumah Mona Fandey, seorang mantan penyanyi pop.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Kakak Menangis Terisak, Kaki Daood DEBU Tak Bisa Disambung, 2 Penumpang Lainnya Meninggal Dunia Dalam Kecelakaan

Namun, saat polisi tiba, rumah bercat putih tempat Mona dan suaminya Affandi tinggal tersebut sudah kosong.

Dalam penggeledahan rumah dan wawancara dengan saksi, terungkap bahwa mobil Mazlan telah dijual di Pudu, Kuala Lumpur.

Dari transaksi penjualan mobil Mazlan inilah keberadaan sang mantan biduan dan suaminya terlacak.

Namun, pertanyaan lebih lanjut menyeruak: untuk apa seorang politisi diduga dibunuh oleh seorang mantan biduan?

Apalagi, polisi sudah memastikan bahwa tidak ada hubungan asmara atau bahkan utang-piutang antara Mazlan dan Mona.

Sementara polisi masih menyelidiki peran Mona dan suaminya dalam kasus hilangnya Mazlan, terungkaplah satu nama yang menjadi kunci utama keberadaan Mazlan.

Satu nama yang dimaksud adalah Juraimi yang tidak lain merupakan pembantu dari Mona dan Affandi.

Dari kesaksian Juraimi inilah polisi mengetahui keberadaan Mazlan, yang ternyata sudah tak bernyawa dengan tubuh terpotong-potong.

Penemuan potongan tubuh Mazlan tersebut sontak membuat kampung Pamah Dong, Ulu Dong, Raub Pahang, gempar.

Baca Juga: Demi Baju Lebaran Keluarga, Vokalis Ini Buang Gengsinya Jauh-jauh dan Banting Setir Jualan Es Kelapa Muda, Potretnya Bikin Kagum Warganet

Apalagi Mazlan termasuk orang yang sangat terkenal dan terpandang di wilayah tersebut.

Kesaksian Juraimi pun kemudian mengarahkan polisi pada keberadaan kapak dan parang yang digunakan untuk membunuh dan memutilasi Mazlan.

Titik terang dari motif pembunuhan berencana Mazlan oleh ketiga pelaku akhirnya mulai terungkap.

Terungkap bawah Mona sudah bersepakat dengan Mazlan untuk memberikan azimat sakti agar sang politisi tak terkalahkan.

Siapa sangka jika azimat yang dijanjikan Mona tersebut ternyata menyeret nama Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

Mazlan rela menggelontokan RM2,5 juta untuk bisa memperolah tongkat Soekarno.

Mona Fandey ketika dikawal menuju ruang persidangan
ambboi.com

Mona Fandey ketika dikawal menuju ruang persidangan

Mungkin terdorong oleh rasa sadar bahwa janjinya tak akan pernah terpenuhi, Mona pun bersekongkol dengan Affandi dan Juraimi untuk menghabisi nyawa Mazlan.

Nahas, Mazlan bak menyodorkan nyawanya sendiri saat datang seorang diri ke rumah Mona karena disebut akan menjalani ritual, tentunya untuk mendapatkan tongkat Soekarno.

"Ritual kali ini, tidak duduk, tapi berbaring di lantai dengan kepala menghadap ke atas," tutur Mona dengan penuh keyakinan saat mengarahkan Mazlan menuju meja kematiannya.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, 'Tertutup Sudah Pintu Surgaku', Sempat Izin Umroh, Desy Ratnasari Meratap Pilu Lihat Jasad Sang Ibunda yang Terbaring dan Dikafani

Sesaat setelah menutup matanya, Mazlan pun tak bisa lagi membuka matanya. Sebuah kapak tajam telah mengakhiri hidupnya.

Mona dan kedua komplotannya pun kemudian dijatuhi hukuman gantung oleh Pengadilan Malaysia karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap Mazlan.

Uniknya, selama persidangan berlangsung, Mona tak menunjukkan rasa penyesalannya sama sekali.

Pelaku pembunuhan Mazlan Idris
ambboi.com

Pelaku pembunuhan Mazlan Idris

Bahkan dia kerap kali menebar senyuman sembari mengenakan pakaian glamor kala berhadapan dengan wartawan.

"Sepertinya saya punya banyak penggemar ya," papar Mona.

Nampaknya sang biduan menemukan kembali sensasi menjadi pusat perhatian seperti masa kejayaannya dulu.

(*)

Source :Kompas.com intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x