Siapa sangka jika azimat yang dijanjikan Mona tersebut ternyata menyeret nama Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.
Mazlan rela menggelontokan RM2,5 juta untuk bisa memperolah tongkat Soekarno.
Mungkin terdorong oleh rasa sadar bahwa janjinya tak akan pernah terpenuhi, Mona pun bersekongkol dengan Affandi dan Juraimi untuk menghabisi nyawa Mazlan.
Nahas, Mazlan bak menyodorkan nyawanya sendiri saat datang seorang diri ke rumah Mona karena disebut akan menjalani ritual, tentunya untuk mendapatkan tongkat Soekarno.
"Ritual kali ini, tidak duduk, tapi berbaring di lantai dengan kepala menghadap ke atas," tutur Mona dengan penuh keyakinan saat mengarahkan Mazlan menuju meja kematiannya.
Sesaat setelah menutup matanya, Mazlan pun tak bisa lagi membuka matanya. Sebuah kapak tajam telah mengakhiri hidupnya.
Mona dan kedua komplotannya pun kemudian dijatuhi hukuman gantung oleh Pengadilan Malaysia karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap Mazlan.
Uniknya, selama persidangan berlangsung, Mona tak menunjukkan rasa penyesalannya sama sekali.
Bahkan dia kerap kali menebar senyuman sembari mengenakan pakaian glamor kala berhadapan dengan wartawan.
"Sepertinya saya punya banyak penggemar ya," papar Mona.
Nampaknya sang biduan menemukan kembali sensasi menjadi pusat perhatian seperti masa kejayaannya dulu.
(*)
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar