GridHot.ID - China bisa dibilang sebagai negara yang ambisius.
China diketahui memiliki rencana untuk mengubah sebuah negara di samudera Pasifik yakni Kepulauan Solomon menjadi "pusat penerbangan".
Untuk melanggengkan rencananya itu, China menandatangani MoU atau nota kesepahaman dengan sebuah perusahaan di negaranya.
Melansir artikel Eurasian Times yang tayang pada Sabtu (30/4/2022), salah satu perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan utama China berencana untuk meningkatkan hampir 36 landasan terbang di Kepulauan Solomon, lapor berita ABC yang berbasis di Australia.
"Kepualauan Solomon ingin menjadi bagian dari konsep maskapai regional di mana Honiara akan menerima penerbangan langsung dari China dan menjadi hub regional," menurut MoU yang diperoleh media yang berbasis di Australia, ABC.
Sebagai gantinya, pemerintah Kepulauan Solomon berjanji untuk membeli enam pesawat dari AVIC Commercial Aircraft, bagian dari konglomerat pertahanan milik negara China yang telah mengembangkan pesawat kecil dan menengah untuk negara-negara miskin.
Kesepakatan dengan perusahaan China itu dicapai pada November 2019 di Yanliang, dekat Xi'an di China tengah, oleh Menteri Komunikasi dan Penerbangan Kepulauan Solomon Peter Shanel Agovaka.
Perjanjian itu ditandatangani beberapa bulan setelah Kepulauan Solomon memutuskan hubungan diplomatik 36 tahun mereka dengan Taiwan dan secara resmi mengakui Beijing.
Menteri juga berbicara pada konferensi penerbangan besar yang diselenggarakan oleh AVIC di Yanliang, menggembar-gemborkan kemitraan dengan perusahaan sebagai "peluang dan jalan ke depan" untuk Kepulauan Solomon.
Namun, baik AVIC maupun pemerintah Kepulauan Solomon tampaknya tidak menindaklanjuti salah satu tujuan MoU setelah ditandatangani.