Mendengar komentar pedas tersebut, polwan yang bersangkutan memberikan respons lewat aplikasi Telegram.
Wanita ini menekankan bahwa apa yang telah Ia lakukan adalah sah-sah saja.
"Aku tidak bersalah, media saja boleh melakukan tayangan langsung saat ada razia, kenapa aku tidak boleh?"
Ia berdalih tindakannya tidak beda jauh dari 'konferensi pers' yang dilakukan atasan.
Polwan ini yakin dirinya tak melakukan hal-hal yang dapat menjatuhkan martabat polisi selagi live stream berlangsung.
Kendati demikian, aksi viralnya langsung diinvestigasi oleh Departemen Kepatuhan Integritas dan Standar Bukit Aman.
Direktur CID Narkotika Bukit Aman, Datuk Aton Khan Mydin Pitchay, akhirnya menegaskan bahwa live stream yang dilakukan anak buahnya tidak mencerminkan pendapat kepolisian.
"Akun TikToknya berisi perkataan dan konten pribadi, saya tidak membenarkan aktivitas semacam itu dan tidak akan ada kompromi meskipun pihak yang terlibat adalah petugas kepolisian," jelas Datuk.
"(Kami akan) mengambil tindakan atas pelanggaran prosedur operasi standar, terlepas dari pangkat orang yang terkait. Bahkan saya saja bisa terkena tindakan pendisiplinan, kami tidak mentolerir aksi seperti itu." lanjutnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunstyle |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar