Gridhot.ID - Polisi memang sebuah pekerjaan yang memerlukan tanggung jawab berat ke masyarakat.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, di Indonesia sendiri, anggota kepolisian bahkan memiliki larangan-larangan dalam berbisnis agar mereka bisa fokus dalam pekerjaannya menganyomi rakyat.
Pasal 2 Ayat 1 Perkap tersebut berbunyi “Anggota Polri dapat memiliki atau menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.” Perkap ini juga mengatur larangan-larangan bagi polisi yang berbisnis.
Pada Pasal 2 Ayat 2, polisi dilarang untuk menjalankan usaha yang dapat merugikan negara.
Polisi dilarang untuk bekerja sendiri atau bekerja sama dengan orang lain di dalam atau luar lingkungan kerja dengan tujuan mencari keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang dapat merugikan negara.
Tak hanya itu, polisi juga dilarang melakukan nepotisme dalam pengadaan di lingkungan Polri.
Dalam berbisnis, polisi tidak boleh menjadi perantara bagi pengusaha atau golongannya untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari instansi Polri.
Jika berbisnis saja harus mengikuti undang-undang yang berlaku, tentu para anggota polisi harus cukup berhati-hati dalam mencari penghasilan tambahan.
Sayangnya, polisi wanita yang satu ini malah kebablasan untuk mencari penghasilan tambahan.
Dikutip Gridhot dari Tribunstyle, cuplikan live stream TikTok seorang petugas kepolisan yang sedang razia narkoba mendadak viral.
Polisi wanita ini nekat menayangkan proses razia di sebuah tempat hiburan secara langsung kepada ribuan penonton.
Ketika dimintai alasan, dia mengaku tengah mencari 'penghasilan tambahan' untuk anak-anaknya.
Dilansir dari asiaone (20/4/2022), kejadian tersebut terjadi beberapa hari sebelum lebaran.
Polisi yang terkait merupakan asisten pengawas Depertemen Investigasi Kriminal (CID) Narkotika kepolisian Bukit Aman, Malaysia.
Wanita yang namanya disembunyikan ini tengah terlibat dalam sebuah razia narkoba ketika memutuskan untuk memulai live stream lewat aplikasi TikTok.
Pada cuplikan video berudrasi 1 menit 38 detik yang beredar, pelaku tampak sedang menjelaskan kepada penonton mengenai apa yang Ia lakukan saat berkerja.
Wanita ini sempat mengekspresikan rasa takjubnya ketika jumlah penonton mencapai 1900 orang.
Polisi tersebut berharap dapat mempopulerkan akun media sosialnya agar bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Ia terang-terangan mengungkapkan ingin memiliki lebih dari 100.000 followers.
Sayangnya, aksi ini justru menuai respon negatif.
Banyak orang yang menganggap bahwa dia menunjukkan perilaku yang tidak pantas bagi seorang polisi.
Mendengar komentar pedas tersebut, polwan yang bersangkutan memberikan respons lewat aplikasi Telegram.
Wanita ini menekankan bahwa apa yang telah Ia lakukan adalah sah-sah saja.
"Aku tidak bersalah, media saja boleh melakukan tayangan langsung saat ada razia, kenapa aku tidak boleh?"
Ia berdalih tindakannya tidak beda jauh dari 'konferensi pers' yang dilakukan atasan.
Polwan ini yakin dirinya tak melakukan hal-hal yang dapat menjatuhkan martabat polisi selagi live stream berlangsung.
Kendati demikian, aksi viralnya langsung diinvestigasi oleh Departemen Kepatuhan Integritas dan Standar Bukit Aman.
Direktur CID Narkotika Bukit Aman, Datuk Aton Khan Mydin Pitchay, akhirnya menegaskan bahwa live stream yang dilakukan anak buahnya tidak mencerminkan pendapat kepolisian.
"Akun TikToknya berisi perkataan dan konten pribadi, saya tidak membenarkan aktivitas semacam itu dan tidak akan ada kompromi meskipun pihak yang terlibat adalah petugas kepolisian," jelas Datuk.
"(Kami akan) mengambil tindakan atas pelanggaran prosedur operasi standar, terlepas dari pangkat orang yang terkait. Bahkan saya saja bisa terkena tindakan pendisiplinan, kami tidak mentolerir aksi seperti itu." lanjutnya.
(*)