GridHot.ID - Untuk pertama kalinya, Setia Yetri Opani, harus merayakan lebaran tanpa kehadiran sang suami, Putra Siregar.
Oleh karena itu, dalam curhatannya yang dikutip dari Tribunnews.com, Septia Yetri Utami mengaku sebenarnya enggan merayakan lebaran.
Mengingat sang suami masih ditahan di Polres Metro Jakarta Selatan imbas dugaan kasus pengeroyokan bersama Rico Valentino.
"Kalau Bang Putra nggak ngerayain lebaran, saya juga nggak mau ngerayain lebaran," kata Septia pilu utarakan isi hati, dikutip dari YouTube Cumicumi, Rabu (4/5/2022).
Ibu tiga anak ini mengatakan, jika suaminya masih ditahan saat lebaran tiba, ia memilih untuk berkunjung ke Polres Jakarta Selatan.
Sebab, Septia Yetri mengaku ingin bisa merayakan lebaran bersama sang suami.
"Saya maunya jenguk suami saya aja di sana, saya mau ngerayain lebaran sama suami saya aja. Mau nemenin," ucapnya.
Untuk itu, Septia pun sangat berharap masalah yang tengah dihadapi oleh suaminya bisa segera selesai.
Sehingga Putra Siregar si bos PS Store dapat kembali berkumpul dengan keluarga.
"Harapannya semoga ini cepat selesai. Suami saya kan sedang menjalani masa tahanan," terang Septia Yetri.
"Saya juga harapannya pelaku-pelaku lain prosesnya dipercepat," sambungnya.
Sementara itu, melansir unggahan di Instagram @septiasiregar17, istri Putra Siregar itu mengurai permintaan maaf.
"Setiap lisan dan sikap manusia tak pernah luput dari salah dan dosa, maka di hari yang suci ini mari saling memaafkan atas segala kesalahan. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 2022," tulis Septia.
Unggahan itu pun ramai mendapatkan komentar dari rekan-rekan Septia.
"Salam buat Bang Putra
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga Bang Putra dan keluarga selalu sehat," komentar @a_7alu.
"met lebaran bunda , mohon maaf lahir dan batin," komentar @bungazainal05.
"Minalaidizin walfaidizin bunda, mohon maaf lahir bathin, stay strong bun," komentar @afdhal_yusman. (*)
(*)
Source | : | Instagram,Tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar