"Kementerian Pertahanan akan terus memantau pergerakan militer China di perairan sekitar Jepang dengan rasa urgensi yang kuat," tambah Kishi.
China telah mengambil tindakan agresif di laut dalam unjuk kekuatan yang nyata, meningkatkan kekhawatiran di antara pejabat Jepang tentang upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan paksa.
Sejak Desember, Liaoning tidak terlihat di daerah itu ketika memimpin armada lain melalui Selat Miyako untuk latihan serupa yang melibatkan helikopter berbasis kapal, pesawat tempur, dan kapal lainnya, seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Eurasian Times.
Pada April tahun lalu, armada lain yang dipimpin Liaoning melakukan perjalanan melintasi Selat Miyako, melakukan manuver militer di dekat Taiwan yang demokratis.
Pada hari Senin, militer China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka juga telah melakukan latihan operasi tempur bersama di dekat Taiwan selama tiga hari. (*)