Sementara saat siang hari, KKB melancarkan aksi bejatnya, yakni merenggut mahkota anak-anak perempuan.
Saat ini, katanya, perlakukan KKB tak bisa ditolerir. Sebab senjata yang dipanggul hanya untuk menakut-nakuti warga.
Semua Orang Marah
Pada bagian lain tokoh agama di Distrik Julukoma ini juga mengatakan bahwa Kampung Beoga benar-benar tercemar oleh KKB.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Indofarma Terbaru 2022, Simak Syarat dan Cara Daftarnya
KKB, lanjut Pendeta Jufinus, telah merusak ketentraman masyarakat. Mereka telah mengobok-obok kedamaian di Beoga.
Terus terang, katanya, saat ini masyarakat marah, tuan-tuan tanah juga marah. Bahkan Tuhan juga marah lihat tindakan KKB.
"Saat ini semua orang marah. Masyarakat marah, tuan tanah marah, Tuhan marah. Sekarang kami semua marah." ujarnya.
KKB, katanya, hancurkan gedung sekolah, Puskesmas dan rumah penduduk.
Bahkan masa depan anak-anak perempuan juga hancur gegara tindakan KKB.
"Bayangkan, rumah warga hancur karena KKB. Masa depan anak-anak perempuan juga hancur karena KKB," tandasnya.
Sebagai gembala umat, katanya, ia tak sanggup menghadapi fakta yang ada.
Pihaknya berharap agar pemerintah melalui TNI Polri jangan berhenti mengamankan pemukiman penduduk.
Sebab, lanjut dia, penyerangan KKB ke kampung-kampung sangat susah diprediksi.
Ia mengungkapkan, semenjak KKB menyerang Beoga dengan membakar gedung sekolah dan puskesmas serta beberapa rumah penduduk, sejak itu warga cemas.
Warga juga takut karena susah payah mereka merenda hidup, tapi semua itu hilang dalam sekejap.
Jika saat ini keamanan makin terkendali, katanya, maka hal itu merupakan impian warga selama ini.
"Sekarang sudah aman, bapak bapak TNI Polri sudah datang di Beoga sehingga kami akan panggil kembali keluarga dan guru-guru yang sudah hilang di hutan agar mereka segera kembali,"ujar Pendeta Jufinus.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar