Tanpa banyak bicara, mereka langsung melakukan penganiayaan. Kepala kampung itu dihajar babak belur gara-gara tak bisa memenuhi permintaan KKB.
Ironisnya, usai melancarkan tindakan kejam tersebut, KKB meninggalkan kepala kampung dengan sederet pesan penting.
Pesan itu, adalah mereka akan datang lagi untuk mengambil bahan bantuan sebagaimana yang sudah diminta.
Tak hanya itu. KKB pun memberikan tenggat waktu paling lama dua minggu untuk bantuan berupa uang dan bahan makanan tersebut.
Lantaran berada di bawah tekanan, kepala kampung itu pun tak banyak bicara. Ia hanya mengangguk lesu sembari berharap agar KKB segera meninggalkan honai yang ditempatinya.
Selang beberapa jam kemudian, kepala kampung itu menyuruh anak-anaknya agar mendatangi Pos Keamanan dan menemui personel TNI-Polri.
Kiat itu dilakukannya dengan hati-hati, sehingga tak menimbulkan kecurigaan di kalangan KKB.
Bak gayung bersambut, tak lama berselang, aparat TNI-Polri pun bertandang ke rumah kepala kampung.
Akan tetapi, kedatangan tamu kali tanpa seragam militer sebagaimana biasanya.
Kepada aparat keamanan itulah kepala kampung mengungkapkan unek-uneknya tentang perlakuan KKB terhadap dirinya.
Bahkan ia juga menuturkan tentang kehadiran anggota KKB muka baru, yang tak dikenalnya sama sekali.