Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Negara Lain Butuh 2 Tahun Lebih untuk Pulih dari Covid-19, Korea Utara Ngaku Sukses Tangani Wabah Omicron Padahal Baru Saja Kena Infeksi Besar-besaran, Bagaimana Caranya?

Angriawan Cahyo Pawenang - Senin, 30 Mei 2022 | 07:13
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan arahan mengenai latihan
KCNA

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberikan arahan mengenai latihan

Gridhot.ID - Korea Utara memang baru saja melaporkan kasus covid-19 perdana mereka.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, negara-negara tetangga bahkan sampai khawatir jika nantinya Korea Utara akan mengalami kejatuhan akibat tidak siap menangani wabah yang telah membuat dunia kocar-kacir tersebut.

Beberapa negara besar di dunia bahkan memerlukan waktu lebih dari dua tahun sejak 2020 untuk bisa benar-benar pulih dari wabah tersebut.

Namun baru beberapa minggu menangani wabah dan membludaknya pasien covid-19, Korea Utara tiba-tiba membagikan kabar mengejutkan.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, pemerintah Korea Utara hari Minggu, (29/5/2022) mengatakan situasi pandemi terkendali dan membaik, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu, (29/5/2022) mengutip kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA dari pertemuan yang dipimpin Kim Jong-un.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya hari Minggu membahas revisi pembatasan anti-epidemi yang ketat dan mengumumkan pelambatan kenaikan jumlah kasus yang banyak dipertanyakan akurasinya di luar Korea Utara.

Hari Minggu, Korea Utara melaporkan 89.500 tambahan kasus dengan gejala demam, menjadikan kasus yang dilaporkan negara itu menjadi 3,4 juta.

Tidak disebutkan apakah ada kematian tambahan, seperti laporan Straits Times hari Minggu.

Jumlah korban meninggal terakhir negara itu adalah 69 yang dilaporkan hari Jumat, (27/5/2022).

Baca Juga: Diminta Bawa Anaknya Sembunyi-sembunyi Temui Rezky Aditya hingga Lakukan Tes DNA, Wenny Ariani: Kayak Pesan Gojek

Jumlah itu adalah 0,002% dari total kasus infeksi, sangat rendah dibanding negara lain bahkan dibanding negara ekonomi maju dalam perang melawan Covid-19.

Secara total Korea Utara melaporkan 3,44 juta infeksi sejak akhir April, dengan 94 persen di antaranya telah pulih.

Diskusi pada pertemuan Politbiro Utara menunjukkan akan segera melonggarkan serangkaian pembatasan kejam yang diberlakukan setelah pengakuan wabah omicron bulan ini karena kekhawatiran tentang situasi pangan dan ekonominya.

Kim Jong-un dan anggota Politbiro lainnya “membuat evaluasi positif tentang situasi pandemi yang terkendali dan meningkat di seluruh negeri,” lapor Korean Central News Agency.

Laporan itu muncul setelah China melaporkan kasus baru Covid-19 di kota-kota yang berbatasan dengan Korea Utara.

Kim mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan pasukan untuk mencoba menahan penyebaran apa yang disebut negara sebagai epidemi "berbahaya".

Wabah itu memaksa Korea Utara memberlakukan lockdown nasional, mengisolasi semua unit kerja dan perumahan dari satu sama lain dan melarang pergerakan wilayah ke wilayah.

Korea Utara masih mengizinkan kegiatan pertanian, konstruksi, dan industri utama lainnya.

Namun pembatasan yang diperketat memicu kekhawatiran tentang kerawanan pangan dan kerapuhan ekonomi sebelumnya sudah terpukul keras oleh penutupan perbatasan yang disebabkan pandemi.

(*)

Source : tribunnews Kompas TV

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x