Peristiwa itu bermula ketika Komandan Kompi D Wamena AKP Rustam dimintai tolong oleh warga untuk menembak sapi di Napua.
AKP Rustam saat itu datang bersama Bripda Diego Rumaropen.
Setelah selesai menembak sapi, AKP Rustam menitipkan senjata yang dibawanya pada korban.
Tak lama kemudian, datang sekelompok orang yang menyerang Bripda Diego hingga tewas.
Polda Papua melakukan evaluasi mengenai standar operasi di daerah rawan.
Dalam aturan standar operasi, setiap anggota harus menerapkan body system saat berada di daerah rawan, yakni sedikitnya ada lima orang saat bertugas.
"Namun dari laporan yang diterima, saat insiden terjadi mereka hanya berdua," kata Fakiri, seperti dikutip dari Antara.
Diduga pelaku penyerangan adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Senjata yang dirampas diduga dibawa oleh pelaku ke Nduga.
Adapun jenazah Bripda Diego dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (20/6/2022). (*)
Source | : | ANTARA News,Kompas.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar