Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Manuver ke Luar Negeri Ngemis-ngemis Demi Diberi Dukungan, Benny Wenda Kepergok Serahkan Benda Ini Saat Kunjungi Pejabat Vanuatu

Desy Kurniasari - Kamis, 14 Juli 2022 | 17:25
Benny Wenda bersama pejuang kemerdekaan Papua Barat berjalan menuju tempat pertemuan di Vanuatu, warga berpakaian adat membentuk pagar betis.
Via Pos-Kupang.com

Benny Wenda bersama pejuang kemerdekaan Papua Barat berjalan menuju tempat pertemuan di Vanuatu, warga berpakaian adat membentuk pagar betis.

"Semua orang ketakutan. Beberapa orang telah melarikan diri ke semak-semak, yang lain telah melintasi perbatasan ke Papua Nugini. 100.000 warga sipil Papua Barat telah mengungsi akibat operasi militer Indonesia dalam tiga tahun terakhir saja. Tidak ada hak asasi manusia di Papua Barat, dan juga tidak ada kebebasan berekspresi," kata Benny Wenda.

Profil Benny Wenda

Benny Wenda menjabat Interim President ULMWP atau Presiden Sementara Pemerintahan Sementara Gerakan Pembebasan Papua Barat Siapa Benny Wenda? Berikut ini Profil Benny Wenda.

Melansir wikipedia.org, Benny Wenda lahir di Lembah Baliem, Irian Jaya. Dia adalah pelobi internasional untuk kemerdekaan Papua Barat.

Baca Juga: Benny Wenda Disebut Jadi Biang Keroknya, ULMWP Kini Terpecah Belah, Wakil Ketua Akui Pengumuman dari Pimpinan Sang Petinggi KKB Papua Ini yang Bikin Perdebatan Luar Biasa

Benny Wenda berada di Inggris Raya. Pada tahun 2003 dia diberikan suaka politik oleh pemerintah Inggris setelah melarikan diri dari tahanan saat diadili. Ia telah bertindak sebagai perwakilan khusus rakyat Papua di Parlemen Inggris, PBB, dan Parlemen Eropa.

Pada 2017, Benny Wenda diangkat sebagai Ketua ULMWP, sebuah organisasi baru yang menyatukan tiga organisasi politik utama yang memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.

Sekitar tahun 1970, Benny Wenda muda hidup di sebuah desa terpencil di kawasan Papua Barat. Di sana, dia hidup bersama keluarga besarnya.

Mereka hidup dengan bercocok tanam. Saat itu, dia merasa kehidupannya begitu tenang, "hidup damai dengan alam pegunungan".

Sekitar tahun 1977, ketenangan hidup mereka mulai terusik dengan masuknya pasukan militer. Saat itu, Benny Wenda mengklaim pasukan memperlakukan warga dengan keji.

Benny Wenda menyebut di situsnya, salah satu dari keluarga menjadi korban hingga akhirnya meninggal dunia.

Dia mengaku kehilangan satu kakinya dalam sebuah serangan udara di Papua. Tak ada yang bisa merawatnya sampai peristiwa pilu itu berjalan 20 tahun kemudian. Saat itu, keluarganya memilih bergabung dengan NKRI.

Source :Pos-kupang.comTribunPalu.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x