Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Umur 23 Tahun Sadisnya Minta Ampun, KKB Papua Egianus Kogoya Diyakini Bantai Warga Nduga, Menguasai Pelontar Granat Hingga Senjata Minimi yang Bisa Tembakkan 1.000 Peluru dalam 1 Menit

Candra Mega Sari - Senin, 18 Juli 2022 | 15:13
Pimpinan KKB Papua Kodap 3 Ndugama, Egianus Kogoya
Kompas.com/Istimewa

Pimpinan KKB Papua Kodap 3 Ndugama, Egianus Kogoya

Gridhot.ID - KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya diduga jadi pelaku pembantaian warga sipil di Nduga pada Sabtu (16/7/2022).

Diberitakan sebelumnya, 10 warga sipil di Kampung Nogoliat, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, tewas setelah diserang oleh KKB Papua.

Selain 10 korban tewas, dalam kejadian itu terdapat2 orang yang mengalami luka.

Mengutip Kompas.com, Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani menyakini bahwa pelaku yang melakukan serangan itu adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Kami sangat yakin ini kelompok Egianus," kata Faizal, di Jayapura, Sabtu (16/7/2022).

Faizal mengatakan, sebagian korban tewas mengalami luka tembak dan sebagian lagi luka akibat senjata tajam.

"Salah satu korban yang tewas adalah seorang pendeta, yaitu Eliaser Baner," ungkapnya.

Adapun sosok Egianus Kogoya (23) memang dikenal sadis dan tak segan melakukan serangan brutal dengan membunuh warga sipil hingga aparat keamanan dan pekerja kemanusiaan lain.

Egianus Kogoya adalah putra tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Solas Kogoya.

Baca Juga: Tak Gentar Meski Diancam Hingga Masuk Daftar Buruan KKB Papua, Paulus Waterpauw: Kalau Mau Datang, Jangan Ancam-ancam di Belakang Pohon Sana!

Sebelum mendirikan kelompok militer sendiri, Egianus bergabung dengan Goliath Tabuni, pimpinan KKB Papua di Puncak Jaya.

Nama Egianus Kogoya sebelumnya telah mencuat seusai insiden sadis pembunuhan 19 karyawan PT Istaka Karya pada Desember 2018 lalu.

Kombes Pol Faizal menuturkan bahwa Egianus Kogoya dan anggotanya memiliki 15 pucuk senjata api yang semuanya adalah hasil rampasan dari pos keamanan.

"Terdapat sekitar 15 pucuk senjata organisasi milik TNI-Polri dan itu hasil rampasan," ungkap Faizal, belum lama ini.

Kelompok KKB Egianus Kogoya juga dilaporkan memiliki Granade Launcher Mortir (GLM) atau granat pelontar, dan senjata Minimi yang mampu menembakkan 1000 amunisi dalam 1 menit.

"Minimi satu pucuk sedangkan GLM ada dua, itu digunakan saat mereka beraksi yang menewaskan satu perwira TNI AL beberapa waktu lalu," ujarnya.

Daftar aksi brutal KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya

1. Penembakan pesawat Dimonim Air

Pada 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga oleh kelompok Egianus Kogoya.

Baca Juga: Dipergoki Pastor Langsung Ngaku Tentara Hutan, Keji Aksi KKB Papua Tembak dan Mutilasi Petani di Intan Jaya, Warga Tak Berdosa Dituduh Jadi Mata-mata

Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak.

Sementara, co-pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.

2. Penembakan pesawat Trigana

Pada 25 Juni 2018, pesawat Twin Oter milik Trigana yang mengangkut logistik Pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak oleh kelompok ini juga.

Peristiwa ini mengakibatkan pilot pesawat bernama Capres Ahmad Kamil terkena luka tembak di bagian punggung.

3. Penyerangan masyarakat sipil

Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil di Kota Kenyam.

Sepasangan suami istri, Hendrik Sattu Kolab (38) dan Martha Palin (28), serta tetangganya Zainal Abidin (20) tewas ditembak.

Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun berinisial AK, mengalami luka parah di bagian wajah akibat dibacok dengan parang.

Baca Juga: Letaknya di Hutan Rimba, Markas KKB Papua Hancur Digempur TNI-Polri, Anggota OPM Panik saat Helikopter Terbang Persis di Atas Lokasi Persembunyian

4. Penyanderaan dan pemerkosaan

Pada tanggal 3-17 Oktober 2018, sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Tak hanya itu, seorang tenaga kesehatan diperkosa.

5. Pembunuhan pekerja pembangunan

Pada tanggal 1-2 Desember 2018, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.

Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.

Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.

6. Penyerangan dan pembunuhan anggota TNI

Pada 3 Desember 2018, kelompok ini melalukan pengejaran terhadap karyawan yang melarikan diri menuju ke Distrik Mbua.

Kemudian, ketika para karyawan berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melalukan penyerangan.

Hal itu mengakibatkan 1 anggota TNI bernama Serda Handoko tewas dan seorang lainnya, Pratu Sugeng mengalami luka-luka.

Baca Juga: Hujan Mortir di 8 Desa Papua? BIN Dituding CAR Jatuhkan 2.500 Amunisi dari Serbia untuk Tumpas KKB, Begini Tanggapan DPR dan Militer Indonesia

7. Tembak mati Brimob

Bripda Diego Rumaropen tewas diserang orang tak dikenal (OTK) di Distrik Napua Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Bripda Diego Rumaropen tewas dianiaya dua orang tak dikenal saat diminta warga menembak sapi.

Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (18/6/2022) pukul 15.20 WIT.

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan pelaku penyerangan terhadap anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen diduga kuat adalah KKB Papua Nduga.

KKB di Nduga merupakan kelompok pimpinan Egianus Kogoya.

Dugaan tersebut, kata Fakhiri, merupakan hasil kesimpulan yang saat ini dilakukan oleh aparat kepolisian.

"Sudah bisa kita simpulkan, dugaan kuat ini dilakukan oleh kelompok Nduga," kata Fakhiri kepada wartawan, Senin (20/6/2022).

Sementara itu, berdasarkan laporan yang diterimanya, Fakhiri mengatakan, saat ini 2 pucuk senjata api milik Polri yang dicuri pelaku tersebut sedang dalam perjalanan ke Kabupaten Nduga.

"Laporan terakhir dari lapangan, sudah menuju ke Nduga. Sehingga tentunya kami akan mengambil langkah-langkah," imbuhnya.

Fakhiri juga mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk meningkatkan kewaspadaan di pos-pos penjagaan, baik Brimob maupun TNI.

Selain itu, dirinya juga akan segera menambah pasukan tambahan ke Wamena dalam upaya penegakan langkah-langkah hukum.

"Saya akan mengirim perkuatan Brimob lagi dalam waktu dekat. Tentunya saya besok akan ke Wamena untuk bisa evaluasi secara menyeluruh, mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian," tutupnya.

Baca Juga: 'Kami Menolak Peringatan OPM!' Dikenal Berani Menentang KKB, Inilah Sepak Terjang Ali Kabiay, Tokoh Pemuda Papua Ini Sebut TPNPB Sudah Punah

(*)

Source :Kompas.comSurya.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x