Makanya dari atas puncak sebuah bukit, teropong milik para pengawal kedaulatan NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ) itu kemudian diarahkan ke area pemukiman warga setempat.
Mula-mula, para prajurit TNI Polri itu mengamati terlebih dahulu aktivitas harian masyarakat yang ada di kampung itu. Hanya saja suasana kampung itu tampak sepi.
Tak ada asap yang mengepul dari rumah-rumah penduduk. Tak ada pula masyarakat yang terlihat sedang beraktivitas di luar rumah.
Bahkan semua pintu honai di kampung tersebut umumnya tertutup rapat. Honai yang berjejer di pinggir hutan itu seakan tak bertuan. Padahal waktu-waktu sebelumya tidak demikian.
Ketika pengamatan ulang dilakukan lagi sekitar sejam kemudian, suasana di kampung itu pun sama sekali tidak menunjukkan adanya perubahan. Sunyi, senyap.
Dari kondisi itulah, prajurit TNI Polri pun mulai memikirkan tindakan cerdas yang harus dilakukan.
Kamera teropong pun kemudian diarahkan pada rimbunan pepohonan yang ada di pinggir kampung. Satu persatu lokasi diamati secara saksama. Namun hal itu tak juga membawa hasil.
Saat-saat kekhawatiran makin menguat akan adanya anggota KKB di kampung itu, tiba-tiba terlintas dalam benak tentang keberadaan kebun pisang yang ada di dekat salah satu honai.
Kecurigaan itu muncul karena salah satu pohon pisang di tempat itu, tiba-tiba bergoyang tak teratur, padahal yang lainnya tidak.
Benar saja. Ketika teropong difokuskan ke tempat itu, tampak beberapa pria bersenjata sedang menempel pada batang pohon tersebut.
Bak menirukan cara bunglon sembunyi dari musuh-musuhnya, seperti itulah yang dilakukan oleh anggota KKB Papua di tempat tersebut.