Gridhot.ID - Kasus kematian Brigadir J kini sedang dalam penyelidikan mendalam kepolisian.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, polisi telah menambah tersangka baru dalah kasus kematian Brigadir J ini.
Sebelumnya Bharada E sudah menjadi tersangka karena diduga melakukan penembakan ke arah Brigadir J.
Namun berdasarkan hasil penyelidikan terbaru, Brigadir RR kini menjadi tersangka baru dalam kasus tersebut.
Publik kini terus menelisik berbagai fakta yang ada di kasus ini.
Salah satu yang menjadi sorotan di sosial media terkait momen liburan Irjen Ferdy Sambo bersama para ajudannya.
Dikutip Gridhot dari Fotokita, ajudan Irjen Ferdy Sambo ternyata melakukan liburan bareng dengan para ajudannya.
Hal ini diketahui dari salah satu foto unggahan Matius Marey, salah satu ajudan Ferdy Sambo melalui akun media sosialnya.
Matius yang menyandang pangkat Bripka ini terlihat foto bareng Brigadir J.
Sosok Matius Marey sempat menjadi sorotan lantaran tato di punggung tangannya terlihat dengan jelas saat mengawal Ferdy Sambo yang datang ke Gedung Bareskrim Polri, Kamis (4/8/2022).
Matius mengunggah foto ajudan Ferdy Sambo liburan bareng pada tahun 2020.
Dalam foto yang diunggah, Matius duduk di sebelah kanan Brigadir J yang tampak mengenakan masker berwarna hijau.
Sementara itu, sosok yang duduk di sebelah kiri Matius dipertanyakan.
"Yang mana Brigadir Daden?" tanya salah satu netizen dalam kolom komentar foto liburan bareng ajudan Irjen Ferdy Sambo. "Itu yang duduk di sebelah kiri Yosua," jawab netizen lainnya.
Nama Brigadir Daden sempat disebut Bharada E dalam pemeriksaan dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
Awalnya, Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengungkap Bharada E bukan polisi yang jago menembak.
LPSK mendapat informasi bahwa Bharada E baru memegang pistol pada November 2021.
"Latihan menembak itu Maret 2022 di Senayan. Menurut informasi yang kami dapat, Bharada E bukan termasuk kategori mahir menembak," kata Edwin kepada wartawan, Kamis (4/8/2022).
Edwin menepis informasi yang menyebut Bharada E sebagai sniper alias penembak jitu.
"Dia tidak masuk standar itu (sniper), bukan kategori penembak yang mahir," ujar Edwin. Mantan pegiat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan itu juga membeber kejanggalan lain soal Bharada E.
Edwin mengungkapkan awalnya Bharada E tidak ditugaskan menjadi ajudan Irjen Ferdy Sambo.
"Bharada E ini bukan ADC (aide-de-camp) atau ajudan, bukan. Sprin (surat perintah penugasan) Bharada E ini (menjadi) sopir," kata Edwin.
LPSK memperoleh informasi itu dari Bharada E.
Bharada E membeberkan informasi alias buka mulut soal Pak Sambo ke LPSK.
Dia mengatakan ada delapan anggota Polri yang bertugas melekat dengan Irjen Ferdy Sambo.
"Menurut Bharada E, tiga di antaranya adalah sopir," kata Edwin.
Dari pemeriksaan di LPSK itu pula Bharada E menyebut ajudan Ferdy Sambo ada dua, yakni Brigadir J dan Brigadir Daden.
Nama terakhir, Brigadir Daden, bergabung bersama Brigadir J, Bharada E, Irjen Ferdi Sambo & Putri Candrawathi, serta Ricky yang sudah lebih dahulu menyita perhatian dalam sebulan ini.
"J dan Daden itu ADC yang cukup lama bersama Pak Sambo. Sudah melekat ke Pak Sambo dua tahun," ujar Edwin.
Dari informasi Komnas HAM, Brigadir Daden yang menemani Irjen Ferdy Sambo naik pesawat sehari sebelum rombongan istri eks Kadiv Propam Polri pulang ke Jakarta melalui jalan darat.
(*)