"Tapi Sambo pakai sarung tangan, biasa namanya mafia kan suka pakai sarung tangan," kata dia.
Deolipa kembali menegaskan, saat Bharada E tiba di lantai atas, dirinya melihat Sambo memegang pistol, sementara Brigadir J berlutut di depannya.
"Dalam posisi itu ada perintah dari Sambo ke Richard, woi sekarang tembak woi, tembak."
"Namanya perintah ya Richard ketakutan, kalau tidak nembak mungkin dia kena tembak. Jadinya dia langsung tembak, 4-5 kali, ya mati anak orang," jelasnya.
Ia pun menyebut bahwa saat itu Bharada E tidak melihat keberadaan Putri Candrawathi ada di mana.
"Secara kejiwaan mentalnya kena, kan menembak darah muncrat, jaraknya kan cuma 2 meter. Kalau lihat darah kan jiwa langsung terguncang, darah muncrat, mungkin otaknya muncrat," ujarnya.
Tak hanya itu, Deolipa juga menjelaskan skenario Sambo dan Putri beberapa hari setelah Brigadir J meninggal dunia.
"Ketika sudah mulai adem, dipanggilan Bharada E, Kuwat dan Ricky kalau tidak salah, ke rumahnya Sambo. Saya blak-blakan sekarang, di rumah Sambo ini kata Bharada E, ada Putri dan Pak Sambo," kata Deolipa.
Di sana, kata dia, Putri dan Sambo kemudian menawarkan uang dengan jumlah fantastis kepada Bharada E dan dua tersangka lainnya.
"Itu sudah beberapa hari, sudah mulai adem. Menawarkan uang kepada Kuwat. Menawarkan uang kepada Ricky juga, tapi dalam bentuk dollar," tuturnya.