Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Susah Diawasi, Dana Desa dari Negara Rawan Diselewengkan untuk Hidupi KKB Papua, Kapolda Sebut Sistem Keuangan Ini Jadi Masalah

Angriawan Cahyo Pawenang - Selasa, 16 Agustus 2022 | 19:25
Ilustrasi KKB Papua
Facebook - Media OPM - TPNPB Komando Daerah Pertahanan VIII Kemabu Intan Jaya

Ilustrasi KKB Papua

Gridhot.ID - Perjuangan pemerintah untuk menekan KKB Papua memang masih panjang.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews sebelumnya, KKB Papua yang sudah berusaha diisolasi aparat saja masih bisa mendapatkan bantuan dana.

Diketahui pada Juli 2022 lalu, seorang ASN ketahuan membawa uang Rp450 juta untuk membeli amunisi dan dipasok ke KKB Papua setempat.

Diduga dana tersebut datang dari berbagai pejabat setempat.

Akibat kasus ini, Kapolda Papua pun berusaha mencari solusi terbaik agar KKB Papua tak terus tumbuh subur.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Mathius D Fakiri, telah bersurat ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), agar mengontrol ketat penggunaan dana desa.

Hal itu dilakukan setelah muncul dugaan adanya aliran dana desa yang digunakan untuk membeli 615 amunisi yang dilakukan oleh oknum ASN Kabupaten Nduga berinisial AN.

Dugaan ini muncul setelah polisi menangkap Kepala Kampung Wusi Terius Labi yang menjadi salah satu donatur untuk AN.

"Saya sudah mengirim surat ke kementerian dan saya sudah menyampaikan ke Bapak Mendagri untuk kita bisa mengontrol secara ketat penggunaan dana desa," ujarnya di Jayapura, Senin (15/8/2022), dikutip Kompas.com.

Menurutnya, pola transfer dana desa saat ini memungkinkan adanya penyelewengan tanpa adanya pengawasan yang baik.

Dana yang langsung masuk ke kas kampung atau desa, khususnya di wilayah pegunungan, kata dia, sulit untuk diawasi karena faktor geografis.

"Saya meminta dana desa jangan langsung masuk ke rekening desa, kalau bisa masuk kas daerah supaya bisa termonitor uang ini untuk apa," kata dia.

Baca Juga: 'Balik dalam Keadaan Kaku Tanpa Nyawa', Panglima KKB Papua Sebut 2 Pejabat Cari Masalah Baru, Egianus Kogoya Tebar Ancaman Bakal Habisi Bupati Nduga dan Danrem

Kapolda pun mendesak agar pemerintah segera membuat regulasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Ia berpendapat, upaya aparat keamanan untuk mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akan percuma bila sumber dananya tidak dipotong.

"Kita sinyalir uang-uang ini dipergunakan untuk membantu perjuangan KKB dan tentu ini perlu diambil langkah cepat," cetus Fakiri.

Diberitakan sebelumnya, personel Polres Yalimo menangkap seorang oknum ASN Kabupaten Nduga berinisial AN di Distrik Elelim karena membawa 615 butir amunisi pada Rabu (29/6/2022).

Penangkapan bermula dari pantauan aparat yang melihat gerak-gerik AN yang mencurigakan saat sedang mengendari kendaraan roda dua.

"Setelah dicegat dan digeledah, ditemukan sejumlah barang bukti yaitu senjata rakitan AFN dan sejumlah amunisi 615 butir," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani di Jayapura, Kamis (30/6/2022).

Selanjutnya, pada 2 Juli 2022, polisi menangkap T di Jayapura. T diduga menjual 160 butir amunisi kepada AN.

Setelah itu, Pomdam XVII/Cenderawasih mengamankan Kopda BI dan Koptu TJR karena diduga terlibat kasus tersebut.

Pada 4 Agustus 2022, polisi menahan Kepala Kampung Wusi Terius Labi karena diduga menjadi salah satu pemberi uang untuk AN senilai Rp 150 juta.

Polisi juga menetapkan dua orang oknum aparatur kampung dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Yang pertama inisialnya A, dia merupakan seorang sekertaris desa sedangkan yang satu lagi inisial GK merupakan kepala kampung," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal.

(*)

Source : tribunnews Kompas TV

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x