Gridhot.ID - Perkembangan kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat terus mengalami peningkatan.
Terbaru, polisi menetapkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi sebagai tersangka pada Jumat (19/8/2022).
Sehingga tersangka kasus pembunuhan Brigadir J saat ini berjumlah 5 orang yakni Bharada E, Brigadir RR, Kuat Ma'ruf, Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Bahkan di tengah pengusutan kasus pembunuhan ini, terkuak terdapat sebuah kubu di tubuh Polri yang dikepalai oleh Ferdy Sambo.
Kelompok ini disebut-sebut memiliki pengaruh yang begitu kuat, hingga secara sadar membantu Sambo menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.
Dikutip dari YouTubeOfficial iNews, Menko Polhukam Mahfud MD bahkan menyebut Sambo adalah seorang jenderal polisi bintang dua yang memiliki kuasa layaknya bintang 5.
Mahfud pun mengungkit bagaimana rumitnya kasus ini karena melibatkan Irjen Sambo.
Kendati demikian, Mahfud menyampaikan kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terhitung cepat dalam mengusut kasus Brigadir J.
"Yang melakukan itu adalah pejabat tinggi Polri yang sebenarnya kalau dihitung bintangnya itu seperti bintang lima," jelasnya, Rabu (17/8/2022).
Mahfud juga mengungkit bagaimana ada jenderal bintang tiga alias Komjen justru tunduk pada perintah Sambo.
"Karena semuanya takut pada dia (Sambo)," ungkapnya.
"Itu yang menyebabkan ketika dia melakukan kejahatan lalu dia membuat rekayasa seakan-akan orang hampir percaya semua."
Mahfud menyampaikan, Kapolri juga tidak mudah dalam menguak kasus pembunuhan Brigadir J sehingga Presiden Jokowi ikut turun tangan.
"Maka kita dorong dari presiden," kata Mahfud MD.
Mahfud turut berpesan agar pihak kepolisian memercayai laporan dari kuasa hukum keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak.
Anak Buah Ferdy Sambo Rela Datang dari Daerah
Saat ini total ada 35 polisi terbukti melakukan pelanggaran etik terkait kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki oleh Ferdy Sambo.
Dari 35 polisi tersebut, nantinya akan dibagi menjadi 3 kelompok yakni, mereka yang melakukan pembunuhan berencana, mereka yang menghalang-halangi pengusutan kasus (obstruction of justice), dan mereka yang berfungsi sebagai petugas teknis.
Melansir dari Tribunnews.com, Menko Polhukam mendapat informasi bahwa komplotan Sambo rela datang dari daerah ke Jakarta demi membantu menutupi kasus Brigadir J.
"Yang saya dengar memang di Polri itu terjadi tarik-menarik yah. Bahkan grupnya Sambo itu konon dari daerah-daerah meskipun enggak ada tugas di Jakarta datang ngawal ke situ menghalang, upaya menghilangkan jejak itu dan menghalang-halangi penyidikan," kata Mahfud di YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (18/8/2022).
Mahfud menjelaskan, bahkan Kapolri semapt dipanggil oleh Presiden Jokowi terkait kasus Brigadir J.
"Terus presiden memanggil Kapolri diberi tahu supaya selesaikan. Sesudah Kapolri berikutnya saya, terpisah. Saya dengan Pak Pramono Anung," ujar Mahfud.
Mahfud bercerita, ketika menemui Jokowi, dirinya diminta agar kasus segera diumumkan jangan ditunda-tunda.
"Ada petunjuk Pak? 'Iya. Itu soal Kapolri itu kenapa lama-lama gitu. Sampaikan ke Kapolri bahwa saya percaya kepada Kapolri bisa menyelesaikan ini masalah sederhana kok tapi jangan lama-lama segera diumumkan, gitu kan," ungkap Mahfud menirukan ucapan Jokowi.
Mahfud menjelaskan, setelah mendapat pesan dari Jokowi, dirinya sempat berkomunikasi dengan Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto terkait kasus Brigadir J.
"Terus saya komunikasikan ke Pak Benny Mamoto, tolong dong komunikasikan ke Kapolri. Terus tengah malam Kapolri kontak saya, WA tengah malam gitu. Pak Menko Alhamdulillah ini sudah terang benderang semua dan sudah ketemu," ungkap Mahfud.
(*)