Gambar satelit yang diambil setelah serangan menunjukkan fasilitas bawah tanah yang hancur total.
"Itu adalah insiden satu kali," kata menhan Israel Benny Gantz kepada Channel 13 pada 26 Juli, ketika ditanyai oleh reporter Alon Ben David.
"Rudal itu ditembakkan ketika pesawat kami sudah tidak ada lagi di sana," tambah Gantz,
Ia membenarkan bahwa informasi radar dari sistem S-300 Rusia tidak mengunci target pesawat tempur Israel, sehingga tidak ada bahaya bagi tenaga kerja pesawat.
Ini adalah pertama kalinya sistem S-300 menembaki pesawat tempur Israel di Suriah.
Tiga baterai rudal S-300 dengan 8 peluncur diberikan oleh Rusia ke Suriah secara gratis pada tahun 2018.
Menurut Times of Israel, tentara Suriah tidak dapat secara sewenang-wenang menembakkan sistem pertahanan udara ini tanpa izin dari Rusia.
Rusia menyediakan rudal S-300 setelah tentara Suriah secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata Rusia, menewaskan 15 orang.
Insiden itu terjadi ketika tentara Suriah sedang berhadapan dengan serangan udara Israel.
Setelah rudal S-300 ditembakkan pada 13 Mei, para ahli mengatakan, "Rusia meluncurkan rudal untuk mengirim pesan peringatan ke Israel, tetapi tidak bermaksud mengancam pilot," menurut The Drive. (*)