Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 29 Agustus 2022, diketahui sebelumnya Amerika Serikat (AS) secara informal telah menyampaikan kepada Turki terkait kemungkinan mengirim sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia ke Ukraina untuk membantu negara itu memerangi invasi pasukan Mokswa.
Menurut tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut, para pejabat AS telah menyampaikan saran itu selama sebulan terakhir kepada Turki, tetapi tidak ada permintaan khusus atau formal yang dibuat.
Mereka mengatakan saran itu juga muncul secara singkat selama kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman ke Turki awal bulan ini.
Pemerintahan Biden telah meminta Turki yang sudah menggunakan peralatan dan sistem buatan Rusia, termasuk rudal S-300 dan rudal S-400 untuk mempertimbangkan mengirimkannya ke Ukraina.
Gagasan itu, yang menurut para analis pasti akan ditolak oleh Turki, adalah bagian dari diskusi yang lebih luas antara Sherman dan pejabat Turki tentang bagaimana AS dan sekutunya dapat berbuat lebih banyak untuk mendukung Ukraina dan tentang bagaimana meningkatkan hubungan bilateral.
Pihak berwenang Turki belum mengomentari saran atau proposal AS terkait dengan transfer sistem S-400 Ankara ke Ukraina, yang telah menjadi titik pertikaian lama antara kedua sekutu NATO tersebut.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Turki tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Sumber dan analis Turki mengatakan saran semacam itu akan menjadi non-starter bagi Turki, dengan mempertimbangkan yang mungkin akan terjadi.
Sumber dan analis Turki mengatakan saran semacam itu akan menjadi non-starter bagi Turki, dengan mempertimbangkan yang mungkin akan terjadi.
Ini termasuk rintangan teknis terkait dengan pemasangan dan pengoperasian S-400 di Ukraina, hingga masalah politik seperti pukulan balik yang kemungkinan akan dihadapi Turki dari Rusia.
Washington telah berulang kali meminta Ankara untuk menyingkirkan baterai rudal darat-ke-udara buatan Rusia sejak pengiriman pertama tiba pada Juli 2019.
AS telah menjatuhkan sanksi pada industri pertahanan Turki dan sebagai akibatnya mengeluarkan anggota NATO Turki dari program jet tempur F-35.
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar