Gridhot.ID - Peperangan Rusia dan Ukraina sudah enam bulan lamanya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Jokowi sebagai perwakilan Indonesia sampai ikut menginjakkan kaki di medan perang demi bisa menengahi peperangan keduanya.
Namun Ukraina dan Rusia tetap kokoh mempertahankan keinginan mereka masing-masing dengan cara berperang.
Korban jiwa dari peperangan ini sudah tak bisa dinalar lagi.
Dikutip Gridhot dari Intisari, sebagai orang yang memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina, tidak heran apabila Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi orang yang paling dibenci Ukraina.
Kebencian orang Ukraina pada Presiden Rusia Vladimir Putin membuat mereka berencana untuk memusnahkan orang nomor satu di Rusia itu.
Tak tanggung-tanggung, cara pemusnahan yang dimaksud orang Ukraina ini termasuk 'tingkat gila'. Apa itu?
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (31/8/2022), pakar strategi perang Harry Kazianis mengatakan bahwa pasukan khusus Amerika Serikat (AS) telah melatih warga Ukraina selama bertahun-tahun.
Banyak dari pelatihan ini, kata Kazinis, berlangsung "secara sembunyi-sembunyi".
Kazianis menggambarkan tingkat "perang gerilya" saat ini yang dilepaskan oleh pasukan Ukraina sebagai "gila".
Dan dia memperingatkan bahwa itu hanya akan semakin buruk seiring berjalannya bulan dan tahun.
Baca Juga: Diam-diam Ada yang Merindukan, Simak Arti Kedutan di Area Mata Menurut Primbon Jawa
Sejauh ini, tentara Rusia membuat kemajuan terbatas dalam perangnya melawan Ukraina, yang sekarang telah melewati batas enam bulan.
Pasukan Putin telah menderita banyak kerugian yang memalukan, dengan Kyiv mengklaim telah membunuh sebanyak 44.000 tentara Rusia dan menghancurkan 1.800 tank Rusia.
Berbicara tentang upaya perang Putin yang gagal, Kazianis mengatakan: "Rusia benar-benar hanya memiliki waktu satu hingga dua bulan untuk memenangkan perang ini."
"Atau mereka harus mengubah strateginya. Misalnya membelah bagian Timur Ukraina yang menjadi tujuannya."
Sayangnya kini mereka tidak memiliki kekuatan militer untuk melakukan itu dan hal itu memberi Ukraina keuntungan untuk mulai memuntahkan pasukan gerilya."
"Apalagi pasukan ini telah dilatih secara sembunyi-sembunyi oleh pasukan khusus AS."
Kata Kaziani, pasukan khusus AS telah melatih Ukraina selama bertahun-tahun.
Oleh karenanya, tidak heran apabila tentara Ukraina mampu melakukan perang gerilya tingkat gila.
Kazianis bahkan membandingkan perang di Ukraina dengan perang di Vietnam dan Afghanistan.
"Apa yang terjadi sekarang, adalah bahwa perang Rusia di Ukraina pada dasarnya menjadi Vietnam-nya Putin atau Afghanistan-nya Putin," tegas Kazianis.
Sekitar 15.000 tentara Uni Soviet tewas dalam perang Afghanistan, yang berlangsung selama 10 tahun.
Baca Juga: Harus Waspada Jika Alami Kedutan di Dubur, Ternyata Begini Artinya Menurut Primbon Jawa
Perang Vietnam juga berlangsung sekitar satu dekade, dengan lebih dari 2.000.000 warga sipil terbunuh di kedua sisi.
Kazianis mencatat bahwa Ukraina kemungkinan akan mendapatkan lebih banyak senjata dari sekutu Barat.
Hal ini tentu akan memberikan tekanan yang meningkat pada Putin untuk menyelesaikan perang dengan cepat.
Apalagi menandai tonggak enam bulan perang, Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya mengumumkan dukungan militer lebih lanjut untuk Ukraina.
Seperti Presiden AS Joe Biden yang menjanjikan 2,98 miliar Dollar AS untuk sistem pertahanan udara, sistem artileri dan amunisi, sistem udara tak berawak kontra, dan radar.
Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menjanjikan 54 juta Poundsterling lebih dalam persenjataan pada kunjungan ke Kyiv.
(*)