Peneliti utama, Steven J Kittner, MD, MPH menjelaskan bahwa timnya mengerjakan studi dengan menganalisis dari 48 studi terkait genetika dan stroke iskemik yang melibatkan 17.000 pasien stroke dan hampir 600.000 peserta dalam kelompok kontrol yang tidak mengalami stroke.
Ketika diteliti semua kromosom untuk mengidentifikasi varian genetik terkait stroke ditemukan bahwa individu dengan stroke dini kebanyakan memiliki golongan darah A.
Sementara yang paling sedikit adalah golongan darah O.
Hasil penelitian itu kemudian dibandingkan dengan individu yang terkena stroke di usia lanjut dan mereka yang tidak pernah mengalami stroke.
Peneliti kemudian mengungkapkan bahwa individu dengan golongan darah A berisiko 16 persen lebih tinggi terkena stroke dini dibandingkan golongan darah lain.
Individu dengan golongan darah O disebut berisiko 12 persen lebih rendah terkena stroke daripada golongan darah lain.
Sayangnya, Knitter belum mengetahui apa yang menyebabkan individu dengan golongan darah A lebih memiliki risiko stroke dini.
Knitter juga berpendapat bahwa hal itu mungkin ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya.
Kendati demikian, Knitter menyebutkan bahwa ia dan timnya membutuhkan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi mekanisme peningkatan risiko stroke pada pemilik golongan darah A.
Cakupan studi ini juga terbatas karena kurangnya keragaman di antara peserta yang diteliti.
Terlepas dari itu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita demi terhindar dari penyakit mematikan ini.