Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pangkalan Militernya Bakal Diserahkan ke AS Jika Pecah Perang Taiwan, Filipina Siap Gabung Amerika Lawan China, Ini Resiko Nyata yang Akan Dihadapi Tetangga Indonesia

Siti Nur Qasanah - Rabu, 07 September 2022 | 17:00
Pesawat yang ditugaskan ke Carrier Air Wing (CVW) 2 dan CVW 9 terbang di atas Laut Filipina pada 22 Januari 2022.
Foto Angkatan Laut AS

Pesawat yang ditugaskan ke Carrier Air Wing (CVW) 2 dan CVW 9 terbang di atas Laut Filipina pada 22 Januari 2022.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan SMA, KCIC Buka Kesempatan Emas untuk Posisi Ini, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

"Pangkalan tambahan mungkin termasuk pangkalan angkatan laut," katanya.

Di sisi lain, Departeman Pertahanan AS khawatir bahwa pasukan Amerika di Asia tidak memiliki kemampuan logistik yang cukup untuk mengisi bahan bakar dan mempersenjatai kembali apabila terjadi konfrontasi militer regional.

Oleh karena itu, menggunakan pangkalan militer Filipina akan membantu pasukan untuk melawan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Saat ini, AS mendasarkan pasukannya sebagai bagian dari Visiting Forces Agreement (VFA) di pulau-pulau yang dikuasai Filipina di Scarborough Shoal.

Ini juga akan sejalan dengan US Marine Corp Force Design-2030 yang membayangkan unit-unit kecil Korps Marinir AS yang bergerak tersebar di seluruh rantai pulau pertama dan di pulau-pulau yang dikendalikan oleh negara-negara sahabat di Laut China Timur dan Selatan untuk melakukan 'tembakan jarak jauh' pada aset militer dan udara China.

Meskipun Filipina telah mempertahankan saluran komunikasi dan upaya rekonsiliasi dengan China, kerja samanya dengan Barat tampaknya justru semakin berkembang.

EurAsian Times melaporkan bahwa P-8 Poseidon Angkatan Udara Australia yang dicegat oleh J-16 terbang di atas Laut Cina Selatan dari Pangkalan Udara Clarks di Filipina.

AS dan Filipina Bekerja Sama Melawan China?

Pernyataan Romualdez muncul hampir sebulan setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meyakinkan Filipina bahwa AS akan membela negaranya jika diserang di Laut China Selatan.

Pada saat itu, Blinken menyatakan bahwa perjanjian pertahanan antara kedua mitra itu “sangat ketat”.

Sejak 2009, Beijing telah berusaha untuk memperkuat klaimnya di Laut China Selatan.

Source : Eurasian Times

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x