Ia juga menyayangkan tidak adanya perlindungan terhadap suaminya saat dipanggil menjadi saksi tindak pidana korupsi.
"Saya tidak minta pun harusnya ada (perlindungan)," ujarnya saat disambangi tribunjateng.com di kediamannya, Jumat (16/9/2022).
Menurutnya saat suaminya menjadi saksi seharusnya ada wadah untuk melindungi keselamatan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Kalau itu betul dia (Iwan) menjadi saksi tolong ada wadah untuk melindungi saksi. Cukup pak Iwan saja yang menjadi korban. Keluarga korban saya rasa juga harus ada perlindungan," ujarnya.
Pertanyakan laptop yang ada di TKP
Menurut Onee, hingga Jumat, jenazah Iwan Budi maish belum diserahkan ke pihak keluaga dan pihak keluarga masih berkoordinasi dengan polisi.
"Mungkin Polisi masih mencari bagian-bagian yang hilang," ujarnya.
Menurutnya hingga saat ini, barang-barang yang dibawa suaminya tidak hilang. Namun ia menyebut laptop yang ditemukan di TKP bukan laptop milik suaminya.
"Ada laptop yang ditemukan. Namun itu bukan milik suami saya. Karena laptopnya ada di rumah," tuturnya.
Ia meminta polisi terus mengawal kasus tersebut hingga tuntas. Dirinya tidak ingin perkara yang menelan korban suaminya hilang begitu saja.
"Tolong kawal terus masalah ini terkait misteri permasalahan ini yang saya tidak tahu," ujarnya. (*)