GridHot.ID -PNS Kota Semarang, Iwan Budi, ditemukan tewas di area Pantai Marina, Kota Semarang setelah sebelumnya dilaporkan menghilang.
Iwan Budi diketahui merupakan PNS di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Semarang.
Iwan Budi yang sempat dilaporkan menghilang sejak 25 Agustus 2022, jasadnya ditemukan pada Kamis (8/9/2022) pekan lalu.
Mengutip tribun-medan.com, PNS Kota Semarang Iwan Budi yang seharusnya menjadi saksi kasus korupsi ditemukan tewas terbakar.
Polisi telah memastikan bahwa penemuan mayat terbakar tanpa kepala di kawasan Pantai Marina, Kota Semarang pada Kamis (8/9/2022) identik dengan Iwan Budi dari hasil pemeriksaan DNA.
Iwan Budi adalah PNS di Badan Perencanaan Daerah (Bapenda) Kota Semarang yang dilaporkan hilang sejak Rabu (24/8/2022).
Sebelum hilang, Iwan Budi adalah salah satu saksi kasus korupsi atas dugaan penyalahgunaan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang senilai Rp 3 miliar.
Seharusnya Iwan memenuhi panggilan Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Jateng pada Kamis (25/8/2022).
Mengutip Kompas.com, surat resmi pemanggilan Iwan Budi sebagai saksi kasus korupsi sudah sampai di meja Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Semarang.
Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, dari staf Pemerintahan Kota Semarang hanya Iwan Budi yang dipanggil sebagai saksi.
"Surat resmi pemanggilan terhadap Iwan sebagai saksi klarifikasi dugaan korupsi juga telah sampai kepada saya," jelasnya saat dikonfirmasi, Sabtu (10/9/2022).
Dia menjelaskan, Iwan rencananya akan diminta menjadi saksi dugaan penyalahgunaan hibah lahan milik Perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) di Kecamatan Mijen kepada Pemkot Semarang.
"Memang sempat diminta polisi menjadi saksi terkait dengan pernyertifikatan tanah pada 2010 yang letaknya di Kecamatan Mijen," katanya.
Rencananya Iwan akan dimintai keterangan soal alokasi anggaran yang belum selesai. Dari data yang ada terdapat alokasi dana sekitar Rp 3 miliar tapi baru digunakan sekitar Rp 300 juta.
"Kalau tak salah baru digunakan Rp 300 juta atau Rp 400 juta untuk kepengurusan dan tim," ungkapnya.
Hal itu membuat surat pertanggungjawaban atau SPJ dari proyek tersebut belum selesai sampai sekarang.
"Jadi anggaran Rp 3 miliar belum dihabiskan," ujarnya.
Dirkrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio membenarkan jika sudah ada 4 saksi yang diperiksa oleh Polda Jateng terkait dugaan kasus korupsi di Kecamatan Mijen.
"Sampai saat ini sudah ada 4 saksi yang telah diperiksa. Ada yang PNS dan ada yang bukan," jelasnya di lokasi terpisah.
Ditanya soal nilai hibah tanah tersebut, dia mengaku belum bisa memastikan. Kemungkinan, lanjutnya, kasus tersebut juga akan menyeret beberapa nama lain.
"Saya belum bisa memastikan nilainya. Ada kemungkinan, kasus tersebut juga akan melebar ke orang lain," ujarnya.
Saat ditanya apakah Iwan merupakan saksi kunci, dia menyebut staf Bapenda itu bisa dikatakan saksi kunci pada kasus yang sedang ditanganinya.
"Semua saksi, ya saksi kunci. Dia (Iwan) bekerja di bagian aset," ujarnya saat dihubungi TribunMuria.com, Jumat (9/9/2022).
Menurutnya, polisi telah bertemu Iwan sebanyak 2 kali untuk memeriksa terkait kasus dugaan korupsi.
Pihaknya dan Iwan sepakat melakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pada tanggal 25 Agustus 2022.
"Kami sudah tanya detail dan kami butuh Berita Acara, lalu kami layangkan surat secara tertulis. Saya merasa aneh, karena Iwan sangat koorporatif," ujarnya.
Dikatakan, perkara yang sedang diperiksanya merupakan kasus lama, yakni tahun 2010 tentang kasus dugaan penyelewengan hibah tanah di Kecamatan Mijen.
Ada sekitar 8 bidang tanah yang masuk pada perkara tersebut.
"Kasus ini tetap berjalan, meski tanpa Iwan. Namanya korupsi tidak satu orang. Ada bukti dan dokumennya juga," tuturnya.
Dilansir dari Kompas.com, rumah keluarga Iwan Budi, PNS yang ditemukan tewas terbakar tanpa kepala mulai didatangi pelayat.
Pria yang akrab dipanggil Iwan tersebut tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang.
Iwan adalah salah satu saksi kasus korupsi atas dugaan penyalahgunaan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang senilai Rp 3 miliar.
Istri Iwan, Theresia Onee Anggarawati mengatakan keluarga sangat terpukul dengan kondisi Iwan yang meninggal secara tidak wajar.
Ia juga menyayangkan tidak adanya perlindungan terhadap suaminya saat dipanggil menjadi saksi tindak pidana korupsi.
"Saya tidak minta pun harusnya ada (perlindungan)," ujarnya saat disambangi tribunjateng.com di kediamannya, Jumat (16/9/2022).
Menurutnya saat suaminya menjadi saksi seharusnya ada wadah untuk melindungi keselamatan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Kalau itu betul dia (Iwan) menjadi saksi tolong ada wadah untuk melindungi saksi. Cukup pak Iwan saja yang menjadi korban. Keluarga korban saya rasa juga harus ada perlindungan," ujarnya.
Pertanyakan laptop yang ada di TKP
Menurut Onee, hingga Jumat, jenazah Iwan Budi maish belum diserahkan ke pihak keluaga dan pihak keluarga masih berkoordinasi dengan polisi.
"Mungkin Polisi masih mencari bagian-bagian yang hilang," ujarnya.
Menurutnya hingga saat ini, barang-barang yang dibawa suaminya tidak hilang. Namun ia menyebut laptop yang ditemukan di TKP bukan laptop milik suaminya.
"Ada laptop yang ditemukan. Namun itu bukan milik suami saya. Karena laptopnya ada di rumah," tuturnya.
Ia meminta polisi terus mengawal kasus tersebut hingga tuntas. Dirinya tidak ingin perkara yang menelan korban suaminya hilang begitu saja.
"Tolong kawal terus masalah ini terkait misteri permasalahan ini yang saya tidak tahu," ujarnya. (*)