GridHot.ID - Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dikenal juga dengan nama asam lambung kronis.
GERD memiliki berbagai gejala. Dilansir dari Healthline, bebeberapa gejala GERD meliputi mual, sakit dada, nyeri saat menelan, kesulitan menelan, batuk kronis, suara serak,dan bau mulut.
Untuk mengatasi GERD, ada beberapa pilihan pengobatan yang harus dilakukan.
Selain itu, diperlukan pula perubahan gaya hidup tertentu, seperti:
- mempertahankan berat badan normal
- berhenti merokok, jika Anda merokok
- menghindari makan besar dan berat di malam hari
- menunggu beberapa jam setelah makan untuk berbaring
- meninggikan kepala Anda saat tidur (dengan mengangkat kepala tempat tidur Anda 6-8 inci)
Tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, GERD dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius atau bahkan mengancam jiwa.
Berikut beberapa komplikasi GERD yang bisa mengancam jiwa:
1. Esofagitis
Mengutip Healthline, refluks asam dapat memicu peradangan di kerongkongan, suatu kondisi yang dikenal sebagai esofagitis.
Esofagitis akan membuat menelan kesulitan dan terkadang menyakitkan.
Baca Juga: Asam Lambung Bisa Kambuh Kapan Saja, Segera Pijat 4 Titik Berikut untuk Membantu Meredakan Gejalanya
Gejala lain termasuk:
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
- Maag
Ini juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker kerongkongan.
2. Tukak esofagus
Mengutip Healthline, asam lambung dapat merusak lapisan kerongkongan, menyebabkan tukak yang menyakitkan.
Jenis tukak lambung ini dikenal sebagai tukak esofagus.
Tukak esofagus dapat menyebabkan gejala, seperti:
- Sensasi terbakar di area dada Anda G
- angguan pencernaan
- Nyeri saat menelan
- Mual
- Maag
- Tinja berdarah
Jika tidak diobati, tukak esofagus dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti perforasi esofagus (lubang di kerongkongan) atau tukak berdarah.
Baca Juga: Cukup Andalkan Daun Murah Meriah Satu Ini, Asam Lambung Bisa Enyah, Begini Cara Mengolahnya
3. Striktur esofagus
Mengutip Healthline, ketika GERD tidak diobati, itu dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasia) di kerongkongan Anda.
Akibatnya, kerongkongan Anda bisa menjadi lebih sempit dan kencang.
Kondisi yang dikenal sebagai striktur esofagus, sering kali membuat sulit atau menyakitkan untuk menelan.
Striktur esofagus juga dapat mempersulit makanan dan cairan untuk mengalir dari kerongkongan ke perut.
Selain itu, saluran pernapasan dapat terasa sesak. D
alam beberapa kasus komplikasi GERD, makanan padat bisa tersangkut di kerongkongan. Ini dapat meningkatkan risiko Anda tersedak.
Selain itu, jika Anda tidak dapat dengan mudah menelan makanan dan cairan, hal itu dapat menyebabkan kekurangan gizi dan dehidrasi.
4. Pneumonia aspirasi
Mengutip Healthline, asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut dapat terhirup ke dalam paru-paru.
Hal ini dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, infeksi paru-paru yang menyebabkan gejala seperti:
- Demam
- Batuk yang dalam
- Sakit dada
- Sesak napas
- Mengi
- Kelelahan
- Perubahan warna biru pada kulit
- Kematian
Dalam kasus yang lebih parah membutuhkan rawat inap dan alat bantu pernapasan.
5. Esofagus barrett
Mengutip Healthline, kerusakan berkelanjutan pada kerongkongan yang disebabkan oleh asam lambung dapat memicu perubahan seluler pada lapisan kerongkongan.
Dengan esofagus barrett, sel-sel skuamosa yang melapisi esofagus bagian bawah digantikan oleh sel-sel kelenjar. Sel-sel ini mirip dengan yang melapisi usus Anda.
Esofagus barrett berkembang sekitar 10 hingga 15 persen pada orang yang menderita GERD.
Komplikasi GERD ini cenderung mempengaruhi pria hampir dua kali lebih sering daripada wanita.
Ada sedikit risiko bahwa sel-sel kelenjar ini bisa menjadi kanker dan menyebabkan kanker kerongkongan.
6. Kanker kerongkongan
Mengutip Healthline, orang yang memiliki GERD lebih berisiko mengalami kanker kerongkongan dengan jenis yang dikenal adenokarsinoma.
Kanker ini memengaruhi bagian bawah kerongkongan, menyebabkan gejala seperti:
- Kesulitan menelan
- Penurunan berat badan
- Sakit dada
- Batuk
- Gangguan pencernaan parah
- Sakit maag parah
Orang biasanya hanya melihat gejala setelah kanker telah mencapai stadium yang lebih lanjut.
(*)