Homestay dipakai oleh pasien yang datang dari luar kota dan tidak memiliki sanak saudara atau kerabat di Pasuruan.
Sementara, mereka harus menunggu jadwal pengobatan yang telah ditetapkan Ningsih Tinampi.
Seorang pasien dari Papua, misalnya yang mengaku telah mendaftar selama satu bulan lalu.
Akhirnya ia dipanggil ke rumah Ningsih Tinampi dan melakukan pengobatan pada Selasa hari ini.
Bagi pasien Ningsih Tinampi yang tidak berdomisili di Pasuruan, mereka memilih menunggu antrean sambil menginap di homestay yang berada di sekitar lokasi.
Selain itu, Ningsih Tinampi juga menyediakan beberapa menu makanan yang bisa diambil secara gratis.
Makanan memang sengaja disediakan Ningsih Tinampi untuk pasien dan keluarganya.
Seorang penjaga makanan, Aminah menyebutkan, setiap hari, ia bersama rekan-rekan yang lain menyiapkan 25 hingga 30 kilogram beras untuk dimasak dan dihidangkan ke pasien serta keluarganya.
Aminah juga mengaku, satu lauk yang tak boleh absen adalah ayam.
3. Cara obati pasien
Saat diwawancara, Ningsih Tinampi ternyata tengah menangani pasien yang tengah mengalami gangguan spiritual alias kesurupan.