GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berbuat ulah.
Kali ini KKB Papua menghabisi 4 orang di wilayah Papua barat.
Keluarga pun mengungkap percakapan terakhir dengan korban penyerangan KKB Papua.
Melansir tribun-papua.com, Organisasi Papua Merdeka (OPM) bertanggung jawab atas penyerangan 12 pekerja di jalan trans Bintuni-Maybrat, Papua Barat.
Pengadangan di jalan Distrik Moskona Barat-Moskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni, itu menewaskan 4 pekerja.
Kelompok bersenjata mengadang truk yang ditumpangi korban hingga membantai mereka.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Barat (OPM), Sebby Sambom, mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan ini.
Militan TPNPB yang dipimpin Arnoldus Yancen Kocu disebut sebagai aktor pembantaoian secara brutal.
Sebby menyebut, Arnoldus Yancen Kocu Cs bertoperasi di Kodap IV Sorong Raya hingga Kabupaten Maybrat.
"Arnoldus Kocu mengatakan jika mau evakuasi korban maka jangan TNI/Polri yang datang, tapi lebih bagus tim Palang Merah Internasional. Karena ini perang pembebasan Papua Barat," ujar Sebby dalam keterangan tertulis kepada Tribun-Papua.com, Kamis (29/9/2022) malam.
Dia menuding keempat pekerja yang tewas dibantai merupakan intelijen Indonesia.
Selain itu, tentara OPM juga menembaki para pekerja saat hendak lari menyelamatkan diri.
Bahkan pasukan OPM juga membakar dua kendaraan truk dan alat berat eskavator.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kasus penembakan disertai pembantaian sadis oleh kelompok bersenjata di Teluk Bintuni.
Ia memastikan, empat orang pekerja tewas dalam aksi keji tersebut.
"Benar bahwa korban empat meninggal dunia," uijar Adam Erwindi.
Menurutnya, aksi ini masih rangkaian dari kasus penembakan di jalan trans Bintuni Maybrat Papua Barat.
Dilansir dari tribunmanado.co.id, percakapan video call di ponsel bulan lalu menjadi percakapan terakhir Vanclief Rompis dengan sang ayah, Yafet Jorgern Rompis (54).
Yafet tewas diduga di tangan (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua, saat tengah bekerja di Papua Barat.
"Saat itu sulit sinyal, tapi ayah terus berbicara, ia katakan ia tengah kerja dan janji kirim uang," kata dia, Minggu (2/10/2022) di rumah duka yang beralamat di Kelurahan Malalayang 2, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Ia membeberkan, sang ayah benar-benar mengirimkan uang.
Pertemuan fisik terakhirnya dengan sang ayah berlangsung beberapa bulan lalu.
"Kala itu ayah pulang karena sakit. Ia dua bulan berada di sini," katanya.
Di matanya, sang ayah adalah sosok pria bertanggung jawab.
Dia panutan yang bekerja keras demi anak-anaknya.
Vanclief menyebut, sang ayah sudah 30 tahun bekerja di Papua.
Yafet Jorgern Rompis (54), warga Kota Manado, Sulawesi Utara, tewas diduga dibunuh (Kelompok Kriminal Bersenjata) KKB Papua.
Pihak keluarga meminta aparat keamanan mengusut tuntas kasus pembunuhan tersebut.
"Kami minta aparat usut tuntas," kata Anto Kosasi mewakili keluarga di rumah duka Kelurahan Malalayang Dua, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Minggu (2/10/2022).
Anto mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Yafet, tapi hukum harus ditegakkan.
"Agar supaya jangan ada lagi korban berikutnya," katanya.
Menurut dia, Yafet berprofesi sebagai kontraktor di Papua.
Dia turut mengerjakan sebuah proyek jalan trans di sana.
Berdasarkan pengamatan Tribunmanado.co.id, rumah duka dipenuhi keluarga.
Mereka tengah bersiap menjemput jenazah Yafet di Bandara Internasional Sam Ratulangi.
Keluarga Yafet Jorgern Rompis (54), warga Kota Manado, Sulawesi Utara, yang tewas diduga dibunuh (Kelompok Kriminal Bersenjata) KKB Papua.
Jenazah direncanakan tiba di Bandara Sam Ratulangi hari ini pukul 16.00 Wita.
Dari bandara, jenazah akan langsung dikuburkan di Pemakaman Pemkot Manado Kayuwatu.(*)