Sehari sebelum pidatonya di Moskow, Putin telah mengawasi latihan nuklir rutin yang melibatkan serangan nuklir yang diduga sebagai pembalasan atas serangan nuklir besar-besaran musuh.
"Kami tidak pernah secara proaktif mengatakan apa pun tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir Rusia. Kami hanya menanggapi dengan petunjuk atas komentar yang disuarakan oleh para pemimpin negara-negara Barat," katanya.
Salah satunya adalah pernyataan mantan perdana menteri Inggris Liz Truss karena menyarankan selama acara kampanye Agustus bahwa dia akan siap untuk menekan tombol nuklir jika keadaan mengharuskannya untuk melakukannya.
Putin mengatakan dia terkejut sekutu Inggris tidak keberatan.
"Apa yang harus kita lakukan? Diam? Berpura-pura tidak mendengarnya?" tanyanya.
Namun, Putin sendiri berulang kali memperingatkan bahwa Rusia akan menggunakan "semua cara yang tersedia" untuk melindungi dirinya sendiri, dalam apa yang secara luas dilihat sebagai ancaman nuklir yang jelas.
Putin mengulangi kecamannya baru-baru ini yang ditujukan kepada Barat, dan apa yang dia sebut "permainan berbahaya, berdarah dan kotor" dengan menyangkal kedaulatan dan keunikan negara-negara.
Dia menekankan, dominasi Barat atas urusan dunia sekarang akan segera berakhir.
"Kita berada di perbatasan sejarah. Di depan mungkin adalah dekade paling berbahaya, tak terduga dan sekaligus penting sejak akhir Perang Dunia Kedua," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Putin pada hari Rabu (26/10/2022) mengamati langsung pelaksanaan latihan yang dilakukan oleh pasukan berkemampuan nuklirnya ketika Moskow menekan klaim tidak berdasar bahwa Ukraina sedang mengembangkan "bom kotor".
Mengutip The Straits Times, latihan tersebut digelar menyusul serangkaian pernyataan eskalasi oleh Moskow dan Putin bahwa konflik delapan bulan di Ukraina dapat berubah menjadi nuklir.