Kepala IAEA Rafael Grossi mengatakan berita tentang ledakan itu sangat meresahkan.
"Ledakan terjadi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir besar ini, yang benar-benar tidak dapat diterima. Siapa pun di belakang penembakan ini, harus segera dihentikan. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda bermain api!" kata dia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Mengutip informasi yang diberikan oleh manajemen PLTN, tim IAEA di lapangan mengatakan telah terjadi kerusakan pada beberapa bangunan, sistem, dan peralatan.
Namun, IAEA menyebut, sejauh ini tidak ada yang kritis untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
"Tim berencana untuk melakukan penilaian pada Senin (21/11/2022) ini," kata Grossi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu.
Operator tenaga nuklir Rusia Rosenergoatom mengatakan akan ada pembatasan pada apa yang dapat diperiksa oleh tim.
"Mereka menafsirkan mandat mereka tidak memiliki batas. Ini tidak benar. Jika mereka ingin menginspeksi fasilitas yang tidak ada hubungannya dengan keselamatan nuklir, aksesnya akan ditolak," terang Renat Karchaa, penasihat CEO Rosenergoatom kepada kantor berita Rusia, TASS.
Penembakan berulang kali di PLTN di Ukraina selatan telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kecelakaan parah hanya 500 km dari lokasi kecelakaan nuklir terburuk di dunia, bencana Chornobyl tahun 1986.
PLTN Zaporizhzhia menyediakan sekitar seperlima dari listrik Ukraina sebelum invasi Rusia, dan telah dipaksa untuk beroperasi dengan generator cadangan beberapa kali.
PLTN ini memiliki enam reaktor VVER-1000 V-320 berpendingin air dan moderasi air rancangan Soviet yang mengandung Uranium 235.
Reaktor dimatikan tetapi ada risiko bahan bakar nuklir bisa menjadi terlalu panas jika daya penggerak sistem pendingin diputus.