Beberapa negara bekas Pakta Warsawa juga membantu Ukraina karena memandang persoalan ini sebagai masalah keamanan regional.
Maklum, mereka kian terus mewaspadai Rusia yang dulu menjadi tuan mereka di era Uni Soviet.
Hampir selusin pejabat pemerintah dan perusahaan serta analis yang berbicara kepada Reuters mengatakan konflik tersebut juga menghadirkan peluang baru bagi industri senjata di kawasan itu.
"Dengan mempertimbangkan realitas perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan sikap yang terlihat dari banyak negara yang bertujuan meningkatkan pengeluaran di bidang anggaran pertahanan, ada peluang nyata untuk memasuki pasar baru dan meningkatkan pendapatan ekspor di tahun-tahun mendatang," kata Sebastian Chwalek, CEO PGZ Polandia.
PGZ merupakaan perusahaan milik negara yang mengendalikan lebih dari 50 perusahaan pembuat senjata dan amunisi.
Produknya mulai dari dari pengangkut lapis baja hingga sistem udara tak berawak.
Melihat ceruk pasar yang kian terbuka, perusahaan ini bakal berinvestasi hingga US$ 1,8 miliar selama dekade berikutnya.
Nilai ini lebih dari dua kali lipat target sebelum perang.
“Itu termasuk fasilitas baru yang terletak lebih jauh dari perbatasan dengan sekutu Rusia, Belarus, untuk alasan keamanan,” katanya.
Pabrikan lain juga meningkatkan kapasitas produksi.
Pejabat pemerintah dari Polandia, Slovakia, dan Republik Ceko mengaku tengah berlomba untuk mempekerjakan pekerja demi memacu kapasitas produksi.