Aku meninggalkan rumah karena aku ingin sembuh dari luka yang kalian sebabkan. Aku tahu faktanya kamu mengetahui itu.
Aku ingin tetap menyusui bayiku.
Aku butuh bantuan merawatnya saat aku menangis.
Tapi, kamu tidak berhenti di sana.
Rumah itu mungkin tidak berarti untukmu, tapi segalanya untukku.
Itu dulu rumah kita, dipenuhi cinta, aku mengurus bayiku di sana.
Dan seharusnya itu menjadi tempat teraman baginya hingga usia 2 tahun.
Sekarang bayiku kehilangan rumahnya karena ini.
Harus melihat ibunya menangis 24/7, berteriak pada foto wajah ayahnya, dan dia rewel karena ASIku tidak keluar. Dan bahkan aku tidak bisa mengurusnya selama dua bulan ini.
Dia baru 8 bulan saat itu, ia seharusnya berada di lingkungan yang penuh cinta, rumah yang penuh cinta dengan kedua orangtua bersama.
Tapi, apa yang kalian lakukan mengubah hidupnya selamanya.