Gridhot.ID - Persidangan kasus Pembunuhan Brigadir J terus membongkar berbagai fakta dari para pelaku baik Ferdy Sambo maupun Putri Candrawathi.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, sebelumnya Ahli Psikologi Forensik dari Apisfor yang menjadi saksi ahli menyatakan bahwa Putri Candrawathi mengakui kebohongannya terkait pelecehan seksual Brigadir J.
Putri Candrawathi mengaku hanya mengikuti perintah dari suaminya, Ferdy Sambo terkait skenario yang telah dibuat.
"Ibu Putri mengatakan bahwa 'peristiwa (pelecehan seksual) di Duren Tiga itu tidak benar, tapi saya takut pada suami saya. Saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya". ungkap Reni menirukan jawaban Putri ketika menjalani asesmen psikologi.
Setelah terbongkar fakta tersebut, kini giliran Ferdy Sambo yang dikulik terkait masalah CCTV di tempat kejadian.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, Kepala Divisi (Kadiv) Profesi dan Keamanan (Propam) Polri, Ferdy Sambo, mengaku panik saat bawahannya, Chuck Putranto, bertanya ketika diperintah mengecek CCTV yang mengarah ke rumah dinasnya di Jalan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada 10 Juli 2022.
Terdakwa perintangan penyidikan atau obstruction of justice kasus penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J itu pun memarahi Chuck yang saat itu menjabat sebagai Koordinator Sekretaris Pribadi (Korspri) Kadiv Propam Polri.
"Chuk CCTV Duren Tiga ada di mana?" kata Sambo menirukan ucapannya kepada Chuck pada sekitar pukul 22.00 WIB tanggal 10 Juli 2022, di sidang perintangan penyidikan terdakwa Chuck Putranto dan Baiquni Wibowo, Kamis (22/12/2022).
"Beliau menjawab 'Ada sama saya', 'Coba kamu copy dan lihat isinya,'" kata Sambo menceritakan percakapannya kepada majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel).
"Beliau kemudian menjawab 'apa tidak apa2 komandan?'" kata Sambo menceritakan tanggapan Chuck atas perintahnya.
Sontak, ia mengaku memarahi Chuck karena dirinya masih panik dan mencoba mempertahankan skenario tembak-menembak antara Brigadir J dengan ajudannya yang lain, Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E yang terjadi pada 8 Juli 2022.