Gridhot.ID - China memang sempat trauma dengan produk susu yang ada di negaranya.
Pasalnya dikutip Gridhot dari BBC, pada tahun 2008 lalu China membongkar skandal raksasa susu melamin yang terlanjur tersebar di masyarakat.
Bahkan kasus tersebut membuat masyarakat China memilih untuk membeli susu impor dibanding produk lokal.
Namun seiring waktu, masyarakat China sudah mulai kembali mengonsumsi susu lokal.
Bahkan semenjak wabah Covid-19, susu menjadi barang yang wajib dikonsumsi sebagian besar masyarakat China.
Hal ini membuat China terus berusaha meningkatkan kualitas produksi susu lokal mereka.
Salah satu cara tergila yang mereka lakukan adalah dengan cara melakukan kloning terhadap sapi-sapi penghasil susu dengan kualitas super.
Kini di tahun 2023, Ilmuwan China sukses membuat terobosan mengkloning tiga sapi super untuk negaranya. Sapi super negara itu mempu memproduksi susu dalam jumlah besar.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, media lokal China menyebutnya sebagai terobosan industri susu di negaranya untuk mengurangi ketergantungan terhadap ternak impor.
Tiga sapi tersebut diternakkan oleh ilmuwan dari Universitas Pertanian Ilmu Kehutanan dan Teknologi Barat Laut.
Sapi-sapi tersebut lahir di wilayah Ningxia, beberapa pekan menjelang Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Kedekatannya dengan Boy William Jadi Sorotan, Ayu Ting Ting Bereaksi Begini Soal Pacar Beda Agama
Dikutip dari CNN, Rabu (1/2/2023), para ilmuwan mengkloning sapi itu dari ras produktif Friesian Holstein, yang berasal dari Belanda.
Ternak tersebut mampu menghasilkan 18 ton susu per tahun, atau 100 ton sepanjang hidupnya.
Jumlah tersebut 1,7 kali lebih banyak dari rata-rata susu yang dihasilkan sapi Amerika Serika (AS) (laporan Kementerian Pertanian Amerika Serikat, sapi di negara itu rata-rata sebesar 2.067 pound) pada 2021.
Pejabat Kota Wulin di Ningxia mengungkapkan sapi kloning pertama lahir pada 30 Desember melalui operasi sesar karena relatif besar, yaitu seberat 56,7kg.
Seperti dilaporkan Technology Daily, para ilmuwan itu membuat 120 klon embrio dari sel kuping sapi dengan produktivitas tinggi dan ditempatkan di sapi pengganti.
Ilmuwan Kepala Proyek Jin Yaping, mengatakan kelahiran sapi super itu merupakan terobosan yang akan membuat China mengawetkan sapi-sapi terbaik dengan cara yang layak secara ekonomi.
Hanya lima dari 10.000 sapi di China yang dapat menghasilkan 100 ton susu seumur hidup mereka.
Hal itu menjadikannya sebagai sumber daya yang berharga untuk dibiakkan oleh negara tersebut.
Tetapi menurut Jin, beberapa sapi yang sangat produktif tak teridentifikasi sampai akhir hidup mereka, sehingga sulit untuk membiakkannya.
“Kami berencana mengambil waktu dua hingga tiga tahun untuk membangun kawanan yang terdiri lebih dari 1.000 sapi super, sebagai landasan kuat mengatasi ketergantungan China pada sapi perah luar negeri,” ujarnya.
Ia mengatakan dengan begitu bisa mengurangi risiko tersedak oleh gangguan rantai pasokan.
Sebanyak 70 persen kebutuhan sapi perah China, diimpor dari luar negeri.
(*)