Bahkan Rasulullah SAW juga bersabda orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan emosinya.
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Yang namanya kuat bukanlah dengan pandai bergelut. Yang disebut kuat adalah yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609).
Diterangkan dalam Al Quran, Allah SWT sangat menyukai orang-orang yang bisa menahan marah.
Hal ini sebagaimana terkandung dalam dalam Al Quran penggalan Surat Ali Imran : 134.
وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Cara menerapkan menahan atau meredam marah dianjurkan Rasulullah SAW
Sifat marah memang bawaan pada manusia dan mengandung kemaslahatan dan juga manfaat.
Kemarahan yang bermanfaat adalah sebagaimana yang diterapkan pada tempatnya.
Namun, bila melampaui batas, maka akan menimbulkan bahaya dan memicu sifat tercela.
Baca Juga: Hilangkan Beban Hidup dalam Diri, Simak Amalan Doa dan Cara Agar Hati Tenang Terbebas dari Stress