"Alasan pokoknya adalah pemerataan Bapak/Ibu, bisa bayangkan negara kita memiliki 17.000 pulau tetapi satu pulau yang namanya Pulau Jawa itu memiliki PDB ekonomi 58 persen, terus yang 16.999 pulau (lainnya) itu diberi bagian berapa persen," kata Jokowi.
Selain itu, Presiden juga menyoroti bagaimana penduduk di pulau Jawa sangat padat sehingga menurutnya Indonesia memerlukan pemerataan pembangunan.
"Tidak Jawa sentris tapi Indonesia sentris," tuturnya.
Jokowi mengingatkan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara bukan semata-mata hanya memindahkan gedung semata namun juga budaya kerja baru.
"Dan yang paling penting kita ini juga bukan hanya sekedar pindah gedung kementerian bukan itu, bukan fisiknya yang ingin kita pindah, kita ingin memindahkan budaya kerja baru, ingin memindahkan pola pikir yang baru," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Presiden ke- itu sempat mengatakan bahwa Jakarta sudah terlalu padat dan macet. Oleh karena itu, pemerintah berencana membuat Jakarta sebagai kota bisnis dan pariwisata sementara Nusantara menjadi kota pemerintahan.
"Indonesia ini negara besar, jadi kalau Amerika memiliki New York dan Washington DC, Australia memiliki Melbourne dan Sydney. Kenapa Indonesia tidak memiliki Jakarta dan memiliki Nusantara?" kata Jokowi.
(*)