Gridhot.ID - Presiden Jokowi menyatakan siap untuk memindahkan ibukota Indonesia dari Jakarta ke Nusantara yang berada di Kalimantan.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, salah satu anggota DPD RI mengaku keinginan untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta sudah ada sejak zaman dahulu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Fahrul Razi mengapresiasi Jokowi yang telah sukses merealisasikan cita-cita yang sudah sangat lama itu.
Setelah lebih dari 70 tahun, akhirnya perpindahan ibu kota berhasil diwujudkan oleh Jokowi.
“Jadi perubahan pergeseran ibu kota ke Kalimantan adalah hal bagaimana mencoba mesentralisaaikan Indonesia, bukan mensentralisasikan Pulau Jawa. Selama ini kan jawanisasi, yang coba pemerintah lakukan adalah Indonesiaisasi,” katanya.
Presiden Jokowi pun kembali menegaskan bahwa pindahnya ibukota Indonesia bukanlah semata-mata gagasannya.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkap pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN Nusantara bukanlah gagasannya melainkan ide dari Presiden RI ke-1, Soekarno.
Jokowi menuturkan bahwa sejak tahun 1960-an, Bung Karno sudah berencana memindahkan ibu kota Indonesia ke Kalimantan.
"Yang perlu saya ingatkan, bahwa kita pindah ke IKN Nusantara ini juga bukan gagasan saya. Endak, ini sudah sejak Bung Karno" ujar Jokowi saat sambutan pembukaan Muktamar ke- XVIII Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (22/2/2023).
"Tahun 1960, Bung Karno sudah akan memindahkan Ibu Kota (dari) Jakarta ke Kalimantan, yaitu di Palangkaraya," lanjutnya.
Jokowi mengatakan, alasan utama pemerintah akhirnya memutuskan memindahkan ibu kota RI ke Nusantara yakni untuk pemerataan.
"Alasan pokoknya adalah pemerataan Bapak/Ibu, bisa bayangkan negara kita memiliki 17.000 pulau tetapi satu pulau yang namanya Pulau Jawa itu memiliki PDB ekonomi 58 persen, terus yang 16.999 pulau (lainnya) itu diberi bagian berapa persen," kata Jokowi.
Selain itu, Presiden juga menyoroti bagaimana penduduk di pulau Jawa sangat padat sehingga menurutnya Indonesia memerlukan pemerataan pembangunan.
"Tidak Jawa sentris tapi Indonesia sentris," tuturnya.
Jokowi mengingatkan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara bukan semata-mata hanya memindahkan gedung semata namun juga budaya kerja baru.
"Dan yang paling penting kita ini juga bukan hanya sekedar pindah gedung kementerian bukan itu, bukan fisiknya yang ingin kita pindah, kita ingin memindahkan budaya kerja baru, ingin memindahkan pola pikir yang baru," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Presiden ke- itu sempat mengatakan bahwa Jakarta sudah terlalu padat dan macet. Oleh karena itu, pemerintah berencana membuat Jakarta sebagai kota bisnis dan pariwisata sementara Nusantara menjadi kota pemerintahan.
"Indonesia ini negara besar, jadi kalau Amerika memiliki New York dan Washington DC, Australia memiliki Melbourne dan Sydney. Kenapa Indonesia tidak memiliki Jakarta dan memiliki Nusantara?" kata Jokowi.
(*)